BERIBADAHLAH DENGAN IKHLAS DAN SANTUNI ANAK YATIM

by -1,496 views
oleh Ustad H Aziz Fikri

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Hajj (22) ayat 31 sebagai berikut:

حُنَفَاءَ لِلَّهِ غَيْرَ مُشْرِكِينَ بِهِ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ

hunafā`a lillāhi gaira musyrikīna bih, wa may yusyrik billāhi fa ka`annamā kharra minas-samā`i fa takhṭafuhuṭ-ṭairu au tahwī bihir-rīḥu fī makānin saḥīq

Beribadahlah dengan ikhlas kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya. Barang siapa menyekutukan Allah, maka seakan-akan dia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.

Hadits

عَنْ سالمِ بنِ عبدِ اللَّهِ بنِ عُمَرَ ، عَنْ أَبيهِ عبدِ اللَّه بنِ عُمَرَ ، عَنْ عُمَرَ رضي اللَّه عنهم قال : كان رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يُعْطِيني العطَاءَ ، فَأَقُولُ : أَعطهِ مَن هو أَفقَرُ إِلَيهِ مِنِّي، فقال : « خُذهُ ، إِذَا جاءَكَ مِن هذا المَالِ شَيءٌ ، وَأَنْتَ غَيْرُ مُشْرِفٍ ولا سَائِلٍ ، فَخُذْهُ فتَموَّلْهُ فَإِن شِئتَ كُلْهُ ، وإِن شِئْتَ تَصْدَقْ بِهِ ، وَمَا لا، فَلا تُتبِعْهُ نَفْسَكَ » قال سالمٌ : فَكَانَ عَبدُ اللَّه لا يسأَلُ أَحداً شَيْئاً ، وَلا يَرُدُّ شَيئاً أُعْطِيه . متفقٌ عليه

Dari Salim bin Abdullah bin Umar dari ayahnya, yaitu Abdullah bin Umar dari Umar رضي اللَّه عنهم, berkata : “Rasulullah صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم memberikan sesuatu pemberian kepada saya, lalu saya berkata: “Berikanlah itu kepada orang yang lebih memerlukan padanya daripada saya sendiri.” Kemudian beliau صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم bersabda yang maksudnya : “Ambil sajalah pemberian ini, jikalau ada sesuatu yang datang dari harta ini, sedangkan engkau tidak mengharap-harapkan dan tidak pula memintanya – padahal engkau diberi dengan keikhlasan hati, maka ambillah itu. Jadikanlah itu sebagai hartamu yang sah. Jikalau engkau suka, makanlah ia dan jikalau engkau suka maka bersedekahlah dengannya. Tetapi jikalau tidak demikian artinya datangnya harta itu dengan sebab diharap-harapkan untuk diberi atau kerana diminta, maka janganlah engkau memperturutkan hawa nafsumu yakni melakukan itu dan kalau diberi jangan pula menerimanya.”‘

Salim berkata: “Maka Abdullah tidak pernah meminta sesuatu apapun dari orang lain dan tidak pernah pula menolak sesuatu pemberian, jikalau ia diberi(Muttafaq ‘alaih)

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ مَسَحَ رَأْسَ يَتِيمٍ لَمْ يَمْسَحْهُ إِلَّا لِلَّهِ كَانَ لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ مَرَّتْ عَلَيْهَا يَدُهُ حَسَنَاتٌ وَمَنْ أَحْسَنَ إِلَى يَتِيمَةٍ أَوْ يَتِيمٍ عِنْدَهُ كُنْتُ أَنَا وَهُوَ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ وَفَرَّقَ بَيْنَ أُصْبُعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى

“Barang siapa mengusap kepala anak yatim yang semata-mata karena Allah maka dengan setiap rambut yang dilewati tangannya, Allah berikan beberapa kebaikan, dan barangsiapa memperbaiki anak yatim perempuan atau laki-laki yang ada sisinya niscaya aku dan dia di surga bersanding seperti dua jari ini (Nabi merenggangkan jari telunjuk dan jari tengah)” [HR Ahmad]