PEKANBARU Saturealita.com- Kriya seni natural merupakan salah satu pengelolahan atau pegrajin para seniman dalam memfaatkan limbah hasil penebangan kayu liar oleh oknum pengusaha pengembangan sawit.
Saat tim Saturealita.com menghampiri pria berkulit hitam manis seperti keturunan india tamil merupakan salah satu pengelola dan pengrajin Krya Natural. Dia bernama lengkap M Nasir.
Nasir begitu sapaan akrabnya sedikit menceritakan tentang krya seni natural yang sudah digeluti hampir 4 tahun belakangan ini.
“Berawal melihat sisah penebangan kayu liar diberbagai wilayah Desa Kerupuk Teratak buluh Kabupaten Kampar Provinsi Riau, bahwa ini bisa dimanfaatkan untuk penghasilan meningkatkan ekonomi kratif (ekraf)”, Katanya, Senin (15/7/2019) ditempat stan pameran Krya seni natural pada acara Kenduri Seni Rakyat Riau 2019 Taman Budaya (TB) Dinas Kebudayaan Riau.
Kemudian Nasir mengungkapkan, proses pembuatan krya seni natural yang digeluti masih secara menual. Artinya tidak memakai bahan-bahan pengawet jenis kimia.
Sedangkan, proses pembuatan melalu jenjang tahapan sekitar dua sampai enam bulan, tergantung bahan yang didapat.
“Memang proses ini memakan waktu cukup lama, namun karena ini sebuah seni kratif, disinilah warna yang kita miliki”,ujarnya.
Lebih rinci, jenjang pembuatan krya seni natural, terlebih dahulu dibuang semua kotoran yang menempil dibagian dalam maupun luar kayu.
Setelah dibuang kotoran lalu dilakukan pembakakaran guna membuang jamur atau pembusukan serta pelapukan kayu tersebut.
Terakhir dilakukan sangai atau dengan kata lain dikeringkan tidak terkenak sinar matahari. “Mulailah kita mengamplas dan membentuk sesuai yang diinginkan”, jelasnya.
Terkait krya seni natural tampil di Kenduri seni rakyat 2019 TB Disbud Riau, memang pertama kali dan sekaligus ajang promosi.
“Alhamdulilah, sudah mengasilkan pemesan dua unit meja tamu dan hiasan teras dengan harga 3 juta rupiah”, bebernya.
Untuk pemesan, bisa langsung TB Disbud Riau atau rumah produksi Jalan Utama Simpang Tiga Gang Puspa Sari II Pekanbaru , apa lagi stok yang sudah jadi terpajang di stan pameran Kenduri seni rakyat 2019.
“Saya berharap, dengan kratifitas ini mampu meningkatkan semangat generasi muda dalam mengembangkan usaha dan menjadikan ekonomi kratif berbasis mata pencarian sebagai bentuk meningkatkan taraf kehidupan”, pungkasnya (***)
