Penampilan Teater Sanggar UKM Batra UNRI Berjudul “Tongkat Batak”

oleh -4,204 views
Foto Siswandi

PEKANBARU Saturealita.com-Kenduri Seni Rakyat Riau 2019, Taman Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, sudah masuki hari ke-27 dengan penampilan teater dari sanggar UKM Batra Universitas Riau dengan judul “Tongkat Batak”

Pergelaran Teater ini berlangsung, Senin malam (5/8/2019) berlangsung di Gedung Olah Seni (Gos) Taman Budaya Disbud Riau.

Penampilan teater ini di sutradara Dhestriwan menceritakan tentang sebuah perkampungan ditanah batak, hidup pasangan suami istri yang sudah lama menginginkan momongan atau belaian sibuah hati seorang anak.

Suatu hari, sang istri hamil dan melahirkan anak kembar berlainan jenis. Dari kelahiran tersebut, menurut kisah pada jaman itu, sebuah petaka, sehingga bayi kembar itu harus dipisahkan, agar tidak terhindar dari kejadian yang tak diinginkan.

Singkat cerita, bayi kembar berlainan jenis tumbuh dewasa dan selalu bermain bersama. Dari kisah tersebut, sang laki-laki terkesan pemalas dan perempuan selalu terlihat galak.

Pada suatu ketika, kedua insan manusia ini sedang bermain dihutan, entah apa yang merasut dalam pikiran keduanya, sehingga melakukan perbuatan terlarang dan akhirnya keduanya mendapat kutukan alam.

Setelah diketahui oleh kedua orang tua mereka, anaknya mendapat kutukan, maka pemuka adat pembesar mencoba membebaskan keduanya dengan melakukan ritual dan membacakan mantra-mantra, akhirnya kutukan tersebut menjadi sebuah tongkat kayu, dinamakan tonkat batak.

Foto Siswandi

Usai penampilan, dalam diskusi, beberapa penonton memberikan masukan dan saran atas penampilan teraebut.

Salah satunya kritikan langsung diutarakan kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau Datuk Raje Yose Rizal Zen, menyarankan kepada sutradara, jika penampilan ini akan dibawa dalam Fistival Nusantara berbasis Kebudayaan, apa salahnya membawakan cerita legenda dari berbagai daerah yang ada di Riau.

“Barangkalai, dengan pemikiran saya yang bodoh ini, mengapa harus membawa cerita dari tanah batak, bukan mengangkat cerita dari Riau yang masih banyak untuk diteaterkan. Sebab jika kelompok teater dari Riau mengangkat dari tanah batak, kapan lagi kita mempromosikan daerah sendiri”, jelasnya dalam diskusi.

Kepala Dinas Kebudayaan Riau Datuk Raje Yose Rizal Zen saat memberikan kritikan dan masukan tentang penampilan sanggar Teater UKM Batra Universitas Riau (foto Siswandi)

Kemudian masih banyak lagi komentar-komentar penonton lainnya, tentunya kritikan dan masukkan menjadi catatan sendiri bagi sutradara.

Menurut sutradara Dhestriwan, semua masukan dari penonton akan menjadi evaluasi, sebelum tampil di Fistival Nusantara berbasis Kebudayaan nanti di Sumatra Utara.

“Saya ucapkan terimakasih atas kritik dan saran serta masuknya, ini akan menjadi bahan evaluasi kedepannya”, pungkasnya. (***)