Subconfucius Riau Belum Mengakar

oleh -2,683 views
Pemerhati Kebudayaan Riau Drs Riyono Gede Trisoko MM

PEKANBARU Saturealita.com-“Subconfucius” merupakan Kebudayaan alam bawah sadar, salah satu fungsi sistem pengenalan terhadap dunia luar.

“Subconfucius” sendiri mempunyai akar kekuatan yang tertancap dalam hingga keperut bumi yang paling mendasar.

“Jadi, apa bila “Subconfucius” ini melemah, saya menyakini, nilai kebudayaan yang dielu-elukan, tidak mempunyai arti sama sekali”, kata Pemerhati Kebudayaan Riau Drs Riyono Gede Trisoko MM, Ahad (27/10/2019) siang.

Riyono menjelaskan, beberapa daerah yang tergolong maju dengan sebuah nilai kebudayaan, “Subconfucius” tersebut sudah mengakar, adalah pulau Jawa dan Sumatera Barat yang sudah melekat dihati masyarakat banyak, sehingga apapun dibuat, sudah dipastikan melahirkan nilai yang sangat berharga.

Namun sebaliknya, apa bila Subconfucius yang belum mengakar, maka dipastikan dia akan terus mencari ruang lingkup untuk menancapkan akar tersebut.

“Saya menilai sesederhana mungkin, bahwa untuk membangun kebudayaan itu harus ditanamkan Subconfucius dengan sebaik mungkin sesuai krakter daerah masing-masing”, jelasnya.

Selanjutnya, tip menanamkan Subconfucius dengan baik dan benar, tidak terlepas dari peran aktif semua unsur komponen kehidupan seperti, masyarakat, Kepala daerah, kepala adat, masyarakat pendatang, pemuda dan pemudinya, serta ditunjang oleh Sumber Daya Alam/Manusia (SDA/M) itu sendiri dan mampu beradap tasi dalam kehidupan.

“Sebagai contoh pulau Jawa dan Sumatera Barat, “Subconfucius” mereka saya pikir sudah tertancap dengan kokoh yang didukung oleh semua unsur komponen”, bebernya.

Anilisa dan kajian ilmiah kebudayaan khususnya untuk Provinsi Riau sendiri, memang sudah mulai menancapkan akar “Subconfucius” kedalam sendi kehidupan masyarakat luas.

Para pemikir, akademisi, masyarakat, pemerintah dan komponen lainnya yang terlibat langsung maupun tidak, secara perlahan sesuai peruntukannya sudah mengkaji bagaimana bentuk sistem akar “Subconfucius” untuk ditanamkan.

“Saya melihat, untuk nilai kebudayaan, Riau sudah mulai dilirik oleh banyak wisatawan baik lokal maupun luar. Tinggal senergiritas yang harus ditanamkan serta dipupuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan”, paparnya.

Dari berbagai penelitian, Dinas Pariwisata, Kebudayaan serta dinas yang terkait, saat ini sudah merapatkan barisannya.

Tampuk kepemimpinan Dinas Pariwisata untuk sementara ini dinakodai oleh Plt dan juga sebagai Kepala Dinas Kebudayaan, diharapkan mampu membangun “Subconfucius” yang belum mengakar secara luas.

“Akhir analisa saye, ayo bersama-sama kita berikan dukungan nyata, agar Riau kedepannya mampu berdiri dalam satu barisan daerah yang sudah “Subconfucius” mengakar secara kuat”, pungkasnya. (***)