KKP RI, Semua Saya Kabulkan

by -2,291 views
Presiden LABOLI foto Bersama KKP RI usai pertemuan

JAKARTA Saturealita.Com-Presiden Lembaga Adat Bangsa Orang Laut Internasional (LABOLI) PRj. Haryono Maha Seri Bijawangsa, pertemuan dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia (RI) menuai hasil yang memuaskan.

Berikut ini penjelasan PRj. Haryono Maha Seri Bijawangsa, Kamis (13/2/2020) melaui fia WhatsAppnya mengatakan bahwa, KKP RI Edhy Prabowo mengatakan, “Semua saya kabulkan”.

Dikatakan PRj. Haryono, ada beberapa item yang langsung disampaikan kepada KKP RI yakin mengenai, Sejarah orang laut untuk menggring Menteri supaya berfikir mengapa meminta hak khusus, memperkenalkan
apa itu LABOLI yang ada di 8 negara.

Namun sayang, sampai penjelasan kedua terhenti sejenak karena, pak menteri bertanya dengan nada yang kurang berkenan, “Kamu tidak sopan dengan Saya. Seketika suasana menjadi hening, saya mulai bingung, beberapa saat ia berkelakar, saya baru menteri kamu sudah jadi presiden, sehingga seisi ruangan menjadi pecah dengan tawa, kami menjadi lega, saya fikir serius”, katanya menirukan ucapan KKP RI.

Kemudian, PRj. Haryono melanjutkan penjelasan tentang hak ukayat laut dan langsung disetujui pak menteri. Dengan alasan bangsa orang laut ikut menjaga laut. Selanjutnya soal pendidikan, setiap tahun menjanjikan 10 orang anak-anak Bangsa Orang Laut kuliah menjadi Taruna Poltek Dumai yang merupakan milik Kementerian Kelautan RI. Namun pak presiden anak-anak 10 orang ini harus pintar.

“saya jawab, Jamin semua orang laut pintar-pintar, oleh staff menteri syarief widjaja yang membidangi Riset dan SDM (Sumber Daya Manusia) iya pak menteri mereka memakan ikan, tentu pintar. Jujur saya baru mengetahui bahwa politeknik perikanan Dumai dibawa riset dan SDM KKP Ri”,jelasnya.

Berlanjut pada penjelasan tentang Tambak Kerang, langsung direspon dengan pertanya kerang jenis apa?, tentu kerang darah. “saya suka kerang itu rasanya manis, oke saya setujui sekalian dengan biaya membuat kerambahnya dilaut”, janjinya kembali.

Poin terakhir dalam penjelasan mengenai perumahan Bangsa Orang Laut, juga akan dibangun, tapi dengan syarat orang lautnya diminta menetap saja jangan berpindah-pindah mengikuti musim, nanti rumahnya jadi kosong. Untuk satu ini, sesuai dengan data masih bayak yang sudah menetap tetapi belum memiliki rumah atau rumah layak huni.

“Atas respon positif pak Menteri, saya atas nama Presiden LABOLI mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya”, pungkasnya. (***)