Pokdarwis The Careteker Siap Menjaga dan Mengembangkan Objek Wisata Riau

oleh -1,546 views
Ketua Pokdarwis The Careteker Riau Safrizal

PEKANBARU Saturealita.Com-Bukit Suligi merupakan suatu objek wisata yang dikelola oleh Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) The Careteker Provinsi Riau, terbentuk pada tahun 2017 tiga tahun silam, di bawah naungan pembinaan dari Kepala desa (Kades) Aliantan Rois Zakarya SE.

Pokdarwis The Carteker Riau merupakan penjaga, pelindung dan pelestari dari bukit suligi untuk pengembangan dengan melakukan berbagai program pelaksanakan atau mengaplikasikan Sapta pesona objek wisata.

“Kita juga mengajarkan atau melakukan kerjasama melalui program pentahelix bersama, pemerintah komunitas masyarakat, media dan juga akademisi. Kerjasama dalam pemasaran melibatkan dari semua stakeholder yang ada, Alhamdulillah dari kegiatan untuk Riau pada tahun 2019 bulan Maret mendapatkan sebagai desa wisata terbaik atau desa wisata dengan kategori juara 1 di Riau dan ditingkat Nasional mendapatkan Anugerah pesona Indonesia yaitu dataran tinggi terpopuler se Indonesia”, Kata Ketua The Careteker Pokdarwis Riau Safrizal, Rabu (19/2/2020) bertempat Dinas Pariwisata (Dispar) Riau.

Safrizal menjelaskan, sekarang kegiatan dalam pengembangan termasuk mengembangkan Gua Garuda yang merupakan salah satu destinasi menuju ke puncak bukit suligi.

Di Gua tersebut, nantinya akan dibanggun kolam renang, tempat bermain atau wisata keluarga. Pembangunan wisata keluarga bertujuan untuk mencapai puncak suligi bagi wisata minat khusus dimana tidak bisa meng-update semua pengunjung yang ada.

“Jadi dengan membangun wahana untuk wisata keluarga kami berharap tingkat pengunjung yang akan hadir di desa Aliantan itu lebih tinggi atau lebih banyak dibandingkan dari sebelumnya. Selain itu juga ada beberapa kegiatan kesenian seperti badikiu, musik Talempong dan silat”, ujarnya.

Aplikasi di desa Aliantan, masih kental dengan adat istiadatnya kemudian di situ, juga udah di susun berdasarkan legenda tentang kerajaan Puti Maifat mana kerajaan itu, hiduplah seorang putri yang kemudian menempati dari bukit suligi. Kemudian telah menciptakan atau memvariasikan tari putih sifat beserta dengan musiknya.

“kami harapkan dengan event-event yang ada ini bisa menarik pengunjung untuk membentuk pembinaan. Walaupun yang kami terima itu hanya dalam bentuk pembinaan dan memang seperti yang kita ketahui sendiri untuk anggaran pembangunan atau dalam materi, memang tidak ada pernah kami dapatkan baik dari pemerintah pusat, provinsi maupun daerah”, ungkapnya.

Dalam pembanggunan, sama-sama diketahui mengetahui mempunyai di tupoksi dari masing-masing stakeholder telah di memaksimalkan. Sebab, dalam peningkatannya mengarah kepada SDM saja.

“Walaupun demikian, kami tetap berharap mendapatkan pembinaan dari pemerintah, agar lebih meningkatkan kegiatan pariwisata yang ada di Riau”, bebernya.

Sementara itu, pembentukan Pokdarwis sendiri berdasarkan SK dari kementerian Pariwisata dengan tujuan mengarsipkan kegiatan ataupun objek destinasi yang ada di desa seluruh Indonesia.

Dari visi misi Pokdarwis itu sendiri bagaimana membentuk arsitek sebagai manajemen dari destinasi dan objek wisata yang ada di desa tersebut.

Mulai terbentunya pada tahun 2017 perkembangan wisata yang dikunjungi oleh wisatawan, terus mengalami peningkatan dari jumlah kunjungan pariwisata itu sudah sangat signifikan. Salah satunya, 2017 jumlah kunjungan masih berkisar sekitar 4 atau 5 ribu pengunjung pertahunnya, pada tahun 2018 sudah mencapai 14 sampai 15 ribu dan 2019 sendiri, mencapai 23 ribu kunjungan.

Terkait dari beberapa harapan diatas, juga berkeinginan mengubah Riau ini dari industri menjadi kepariwisataan. Jadi orang berpikir kerja bukan hanya mencari nafkah tapi bagaimana bisa meninggalkan aset untuk provinsi ini.

“Saya berharap, peran aktif pemerintah supaya mengalakkan sebuah kegiatan yang lebih mendukung, salah satu contohnya kita mengadakan event atau pembekalan kepada kemasyarakat. Kalau secara individual mungkin harus sudah memahami tapi masyarakat perlu lagi pembinaan untuk melayani dari pengunjung bagaimana mereka berpikir menganggap pengunjung itu adalah keluarga mereka yang pulang kampung”, paparnya.

Berhubungan beberapa harapan, masih banyak hal-hal penunjang yang mesti dibuat, seperti pembentukan homestay lebih dilengkapin dan kerjasama dengan pemerintah lebih intens dan saat ini untuk promosi bekerjasama komunitas yang didirikan oleh transport cooperation my trip my adventure (mtma no)

Untuk anggota The Careteker Pokdarwis Riau sendiri melibatkan unsur dari masyarakat tempatan. kemudian bagian humas untuk pengembangan melibatkan kabupaten/kota dan provinsi. (***)