Raja Yose Ajak Elemen Masyarakat Mari Sama-Sama Kita Ramaikan

by -1,987 views
Dua Personil Jendela Kayu

PEKANBARU Saturealita.Com- Indonesia “Menuju Biru” adalah judul dari album pertama dari duo akustik “Jendela Kayu” yang berasal dari Pekanbaru-Indonesia. Album pertama ini akan dirilis secara mandiri pada, Jumat, (13/3/2020) malam ini di Teater Arena Husni Thamrin, Taman Budaya Riau, pada pukul 19.00 Wib.

Sementara itu, Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Riau dalam salah satu tugas dan fungsinya sebagai rekayasa budaya memfasilitasi anak Muda Riau dalam kreatifitas dan berkarya, salah satunya adalah release Album Menuju Biru oleh Jendela Kayu.

“Saya selaku Kepala Disbud Riau, mengajak semua elemen masyarakat, mari sama-sama kita ramaikan ini”, ajak Raja Yose.

Mengenal Jendela Kayu adalah duo akustik asal Pekanbaru yang berdiri tahun 2016 yang diprakarsai oleh Andre yang kemudian pada pertengahan 2017 terdiri dari tiga orang personel yaitu Andre (keyboard), Nanda (perkusi dan vokal) serta Pandi (gitar) disusul dengan merekrut Nadya sebagai vokalis.

Pada awal tahun 2018, Nanda dan Pandi tidak lagi meneruskan karir bermusiknya bersama Jendela Kayu, dan tinggallah Andre (vokal dan gitar) dan Nadya (vokal) sebagai duo akustik hingga saat album pertama ini dirilis.

“Menuju Biru” mulai digarap sejak pertengahan 2018. Proses penggarapan album dilakukan di tiga tempat yakni Resty Studio milik Jimy (personil Troya), Home Recording Studio milik Vincent (yang merupakan music director dari album perdana), dan Home Recording Studio milik Dwi Argi mulai dari proses rekaman, mixing dan mastering. Album “Menuju Biru” diisi oleh berbagai macam instrument dari session player. Bass oleh Dirga (Kumbang Biru Polkadot), Vincent Gidesri Simbolon (Keyboard), Hendra Sitorus (Terompet), Eki (Cello), Dwi Argi (Akordion dan Bongo). Konsep musik dalam album ini bernuansa pop folk yang dikemas secara sederhana. Tambahan beberapa instrument seperti Akordion, Cello, Darbuka memperkuat suasana, lirik serta nuansa pop-folk yang dihadirkan pada setiap lagu.

Album Menuju Biru ini bercerita tentang segala perasaan yang timbul dan tercipta pada suasana yang sedang mereka alami saat menulis lagu ini. Sebagian besar bercerita tentang perasaan sehari-hari yang dialami baik perasaan senang, sedih, rindu, dalam suasana bergembira dan bersyukur yang lumrah dirasakan oleh setiap orang. Kalimat “Menuju Biru” memiliki arti bahwa Jendela Kayu dalam perjalanannya akan menemukan ketidakpastian, entah itu ketidak pastian dalam hal berkarir bersama Jendela Kayu ke depannya, ataupun ketidak pastian lainnya. “Menuju Biru” menjadi sebuah pembuktian dan tanggung jawab untuk meneruskan karya-karya Jendela Kayu serta untuk menghalau “kebiruan” atau “ketidak pastian” yang senantiasa akan dihadapi di waktu yang akan datang.

Tiga single dari album ini sudah dirilis di beberapa plat form musik sebelum album ini diselesaikan, diantaranya “Anugerah” pada Desember 2018, “Dalam Kebisuan” pada April 2019 dan “Bahagialah Kita” pada Mei 2019. Single-single ini, telah menghantarkan Jendela Kayu pada event-event musik yang diadakan, baik di dalam atau pun luar Pekanbaru.

Dalam album ini banyak mengambil inspirasi dan pengaruh dari Banda Neira, Nosstres dan dipadu dengan karakter Jendela Kayu sendiri.

Walau album ini masih jauh dari kata sempurna, semoga album ini dapat memperkaya warna musik Indonesia dan menemani hari-hari setiap orang yang mendengarnya di seluruh penjuru tanah air serta menghantarkan Jendela Kayu untuk melaksanakan tur di beberapa kota di tahun ini. (***)