LAMR Juga Menerbitkan Warkah Maklumat, Memberikan Bantuan Makanan Pokok

by -1,476 views
Datuk Al Azhar

PEKANBARU, Saturealita.Com-Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) mendukung penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Pekanbaru dan Kabupaten/Kota tertentu lainnya.

Seiring dengan hal tersebut, LAMR meminta meniadakan atau menunda acara-acara yang menghimpun atau mengumpulkan masyarakat seperti acara-acara adat-istiadat (tradisi) menjelang dan selama bulan-bulan Ramadhan dan Syawal serta acara-acara sosial-budaya lainnya.

Hal itu merupakan salah satu butir tim pengamatan PSBB LAMR yang dituangkan dalam surat kepada Gubernur Riau, Senin (13/04/2020).

“Rekomendasi ini merupakan bentuk tanggun jawab LAMR dalam kehidupan bermasyarakat, kemudian jelas tertera dalam peraturan menteri kesehatan tentang PSBB itu,” kata Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR, Datuk Seri H. Al azhar, kepada pers.
Sejak sepekan, LAMR membentuk tim pengamatan PSBB yang dipimpin Datuk Dr Elmustian Rahman.

Secara meraton, tim mengamani situasi sosial budaya masyarakat Riau dalam masa wabah, menyusul berbagai kebijakan yang diterapkan ke tengah masyarakat. Hasilnya dituangkan dalam suatu surat yang ditujukan kepada Gubernur Riau yang ditembuskan kepada Ketua DPRD Provinsi Riau, Forkopimda Provinsi Riau, Ketua Umum MKA dan DPH LAMR Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau. Surat ini selain ditandatangani Datuk Seri Al azhar, juga diteken oleh Ketum Dewan Pimpinan Harian LAMR Datuk Seri Syahril Abubakar.

Disebutkan, hasil pengamatan LAMR menunjukkan bahwa penyebaran Covid-19 di Provinsi Riau cenderung terus meningkat, sebagaimana terbukti dari pertambahan jumlah orang yang positif terinfeksi, pasien dalam perawatan (PDP), dan orang dalam pemantauan (ODP). Himbauan untuk berjarak fisik (physical/social distancing). Penggunaan masker di luar rumah, dan protokol kesehatan lainnya, bersama pendekatan hukum persuasif, masih belum cukup efektif dipatuhi masyarakat, terutama di daerah perkotaan di Riau.

Di sisi lain, dalam keadaan normal, menjelang dan selama bulan Ramadhan, serta menjelang dan sesudah Idul Fitri, masyarakat Riau akan banyak menjalankan acara-acara adat-istiadat dan tradisi yang menghimpun orang banyak. Keadaan ini bertolak belakang dengan kecemasan masyarakat meningkat seiring makin tersebar dan bertambahnya jumlah korban di Riau akibat Covid-19 ini.

LAMR menerima aspirasi LSM/ Organisasi Masyarakat Sipil (CSO), seperti Walhi Riau, Jikalahari, dan lain-lain. Intinya adalah mereka meminta agar penanganan Covid-19 di Riau lebih ditingkatkan efektivitasnya melalui instrumen kebijakan dan aturan yang ada.

Komunikasi Sosial Pemimpin. Menurut Datuk Seri Al azhar, instrumen kebijakan yang ada dalam mengahadapi kondisi Riau sekarang ini adalah dilaksanakannya PSBB.

Penerapan PSBB di Kota Pekanbaru dan Kabupaten/Kota tertentu lainnya yang secara geografis berdekatan dan kaitan mobilitas sosial yang tinggi dengan Pekanbaru serta kawasan-kawasan sekitarnya, seperti Kabupaten Siak, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kampar, Kabupaten Bengkalis (terutama kota Duri) dan Kota Dumai.

Bila PSBB diberlakukan, LAMR meminta kepada pemerintah (provinsi, kabupaten/kota) untuk memberikan bantuan keperluan pangan kepada masyarakat yang ekonominya terkena dampak dari kebijakan ini dan yang terkena dampak Covid-19, termasuk obat-obatan dan pembersih (disinfektan, hand sanitizer).

Berkaitan dengan butir di atas, penetapan PSBB hendaklah disosialisasikan secara masif ke seluruh Riau termasuk menjelaskan secara transparan dampaknya bagi kehidupan sehari-hari masyarakat di wilayah PSBB itu sendiri maupun bagi masyarakat di kawasan-kawasan lain di Riau dan tetangganya, serta kebijakan-kebijakan yang diambil untuk menanggulangi dampak tersebut.

Di samping itu, LAMR meminta kepada Gubernur Riau untuk menginstruksikan kepada Walikota Bupati agar meniadakan atau menunda acara-acara yang menghimpun atau mengumpulkan masyarakat, seperti acara-acara adat-istiadat (tradisi) menjelang dan selama bulan-bulan Ramadhan dan Syawal, serta acara-acara sosial-budaya lainnya yang diadakan paguyuban-paguyuban, pemerintah dan/atau pemerintah bersama masyarakat.

Tak kalah pentingnya, pucuk pemimpin formal di Kota/Kabupaten dan seluruh jajarannya lebih meningkatkan komunikasi sosial dengan seluruh lapisan masyarakat yang dipimpinnya, berasaskan empati yang tinggi pada kesulitan-kesulitan yang dihadapi masyarakat akibat wabah Covid-19 ini, termasuk lebih intens melibatkan pemimpin informal dan atau orang-orang patut setempat.

Lebih dari 22 Kegiatan Surat LAMR ini juga dilampiri dengan senarai acara adat maupun sosial budaya menjelang Ramadhan dan Syawal yang berpontensi menghimpun orang banyak, sehingga harus ditunda bahkan ditiadakan karena situasi wabah sekarang.

Setidak-tidaknya, ada 22 mata kegiatan yang biasa dilakukan masyarakat dalam dua bulan mendatang seperti Perayaan “Togak Tonggol” Masyarakat Adat Petalangan, Kabupaten Pelalawan, perayaan-perayaan “Petang Megang atau Belimau Kasai atau Mandi Belimau” di hampir seluruh Kabupaten/Kota se-Riau, tradisi “Ziarah Kubur” jelang Ramadhan dan Syawal yang di sebagian Kabupaten/Kota diorganisir untuk dilakukan bersama-sama.

Disebutkan bahwa berkaitan dengan wabah Covid-19 yang melanda negeri ini, jajaran pengurus Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kawasan, serta pimpinan pemangku adat sampai ke pelosok-pelosok desa, kampung aktif mengikuti dinamika penanganannya dan melibatkan diri terutama dalam mengedukasi masyarakat adat Melayu Riau dan komponen masyarakat Riau lainnya tentang protokol kesehatan untuk menghindari wabah dan memutus rantai penyebarannya.

Selain itu, LAMR juga menerbitkan Warkah Maklumat, memberikan bantuan makanan pokok eebanyak 200 paket ke beberapa panti asuhan berasal dari sumbangan para pengurus LAMR, juga menyalurkan paket bantuan makanan pokok sumbangan Persatuan Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau sebanyak 600 paket, kepada sebagian warga kota Pekanbaru yang berkekurangan.

“Disamping itu, juga membagi-bagikan lebih seribu masker kain kepada masyarakat yang pembuatannya memberdayakan anak-kemenakan kita yang bekerja sebagai tukang jahit rumahan”, ungkapnya. (***)