‘Neraka Dirimba Sumatera’ Berpotensi Kembangkan Objek Wisata

by -1,412 views
Kadisbudpar Kampar Zulia dharma, Kasi Promosi dan Pemasaran Disbudpar Pekanbaru Elvia suhana, Amelia Rabita Tim Promosi Disbudpar Pekanbaru dan Osvian Putra Sekjen HPI Pada Saat Mengunjungi Objek Wisata Sejarah Lokomotif Kereta Api Peninggalan Zaman Jepang sebagai Pengangkut Batu Bara Pada Waktu Itu

PEKANBARU, Saturealita.com-Momen sejarah perjuangan pembangunan jalur kereta api dari Pekanbaru ke Muaro Sijunjung oleh meliter Jepang sewaktu perang dunia ke-II yang saat ini tinggal lokomotif saja, menjadi objek wisata yang patut dikembangkan dan dilestarikan.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pekanbaru bersama dinas pariwisata dan kebudayaan ( disparbud) Kabupaten Kampar dalam pengembangan program pekan sikawan, dan osvian Putra Sekretaris Jendral Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) pusat belum lama ini telah melakukan peninjauan ke objek sejarah kereta api di lipat kain yg menjadi bagian dari penulisan buku neraka dirimba sumatra. pengembangan objek wisata bersejarah yang akan diminati para wisatawan.

Lokasi lokomotif kereta api peninggalan Jepang

Menurut Kepala Seksi Promosi dan Pemasaran Disbudpar Pekanbaru, Elvia Suhana SST.M.Kes, berdasarkan cerita sejarah kereta api ini , telah banyak mendatangkan para wisatawan baik dari Belanda, Amerika, Australia, dan New Zealand juga dari para keluarga yg dikubur di makam pahlawan kerja pekanbaru.

“Potensi ini sangat layak sekali untuk dikembangkan menjadi objek wisata sejarah”,kata Elvia, Selasa sore, (28/7/2020) melalui pesan singkatnya.

Ia mengatakan, bagaimana cara memanfaatkan objek wisata bersejarah, agar diminati para wisatawan, Disbudpar Pekanbaru bersama dengan osvian Putra Sekjen HPI sebagai penulis Osvian telah menerbitkan sebuah buku berjudul, ‘Neraka di Rimba Sumatera’.

Salah satu lokomotif kereta api peninggalan jaman Jepang

Elvia menambahkan, buku ini banyak menceritakan tentang seputaran sejarah peninggal kereta api pembangunan jalur kereta api dari Pekanbaru ke Muaro Sijunjung oleh militer Jepang sewaktu perang dunia ke-2 untuk pengangkutan batu bara sebagai pengasilan saat itu.

“Kita berkeyakinan, melalui referensi buku ini yang juga pernah memenangkan dalam progam Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia Menulis Dari Rumah dapat menjadikan sarana pengembangan pariwisata sejarah yang diminati banyak orang”, pungkasnya. (***)