Mapala Sakai Fisipol dan Kommapala Winnetou UNRI Kibarkan Merah Putih Dalam Perut Gua Langkuik Tujuh Kampar

oleh -1,719 views
Berkibar Merah Putih di Perut Bumi Gua Langkuik Tujuh Kampar

PEKANBARU, Saturealita.com-Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) Ke-75 tahun 2020, Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Sakai Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Riau (UNRI), kembali menggelar acara pengibaran bendera merah putih di perut bumi, merupakan agenda rutin tim divisi susur gua (caving) setiap tahunnya.

Kali ini Mapala Sakai berkolaborasi dengan Kommapala Winnetou Fakultas Teknik (FT) UNRI, memilih Gua Langkuik Tujuh sebagai tempat pelaksanaan upacara pengibaran bendera merah putih tersebut.

Menurut Koordinator Lapangan Alfatlian, sebelum melakukan upacara pengibaran bendera tim caving Mapala Sakai dan Kommpala winnetou, terlebih dahulu melakukan pemetaan gua langkuik tujuh sebagai database kekayaan alam yang ada Provinsi Riau.

“Dalam pemetaan selama dua hari, tim kita menargetkan tiga gua yang ada di kawasan langkuik tujuh”,kata Alfat.

Ia menambahkan, Gua ini terletak di Desa Tanjung Kecamatan Koto Kampar Hulu Kabupaten Kampar. Sementara itu, kegiatan berlangsung pada tanggal 14-18 Agustus 2020. beranggota tim pengibaran bendera sebanyak 25 orang.

Ditempat yang sama, Ketua Pelaksana Risdayanti menyebutkan, upacara HUT RI, setiap tahunnya, mempunyai tujuannya untuk meningkatkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme para generasi muda.

“kami berharap peringatan kegiatan tahun ini, mampu meningkatkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme, khusus bagi generasi muda”, ujar Risda usai upacara.

Sekilas tentang Gua Langkuik Tujuh, mempunyai warna tersendiri yakni suara kelelawar dan aliran sungai seolah menyambut kedatangan peserta upacara dengan khas bau tai kelalawar (guano).

Kemudian, sisi lorong berpasir menggiring semakin kedalam dengan kegelapan dimana menuju lokasi upacara pengibaran bendera.

“Perjalanan kami sangat dramatis dari mulut gua menuju lokasi upacara dilalui dengan merangkak dicelah bebatuan sebelum tiba pada bagian gua yang cocok sebagai tempat upacara”,ungkapnya.

Didalam Gua seluas 20 meter persegi sebagai tempat upacara peserta langsung melakukan persiapan. Upacara di mulai pukul 10.00 WIB, berlangsung dengan khidmat dan sesderhana dengan iringan suara air dari aliran sungai dalam gua tersebut.

Pembina upacara dipimpin oleh Fadri Ramadian dalam amanatnya “semoga kegiatan ini mampu menambah kecintaan kita terhadap alam dan lingkungan hidup, meningkatkan pola fikir yang kritis terhadap kerusakan alam, sehingga terkesan belum sepenuhnya merdeka dari kepentingan pribadi dan politik”, tutupnya. (***)