Gatot Minta Maaf, Acara KAMI Dibubarkan Polisi

by -1,362 views

SURABAYA, Saturealita.Com--Rencana acara Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jawa Timur, di Gedung Juang 45, Surabaya, Senin (28/9) batal digelar karena mendapatkan protes massa. Massa penolak menyerukan pertemuan KAMI di Surabaya unuk dibubarkan karna menganggap organisasi KAMI adalah organisasi yang bisa memecah belah persatuan bangsa.

Kegiatan yang dihadiri salah satu deklarator KAMI eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo itu dihentikan setelah ada aksi ratusan orang yang mengatasnamakan organisasi Koalisi Indonesia Tetap Aman (KITA) telah memblokade gedung tersebut. Massa KAMI yang hendak datang pun tak bisa masuk.

Koordinator aksi, Chakti menegaskan pihaknya menolak keras keberadaan KAMI. Mereka menilai kelompok itu pemecah belah bangsa. Ia bahkan menilai, KAMI bukan gerakan moral, melainkan kelompok yang diduga melakukan makar karena sakit hati dengan pemerintah.
“Keberadaan KAMI Jatim pemecah belah bangsa,” kata Chakti, di lokasi kemarin.

Tuturnya lagi, kata Chakti, Silaturahim Akbar KAMI tersebut digelar di tengah masa pandemi Covid-19. Hal itu bisa berisiko menimbulkan penularan corona.

“Kami menolak dikarenakan dapat menyebarkan virus Covid-19 di Kota Pahlawan,” ujarnya.
Tak bisa di Gedung Juang 45, pertemuan pun disebut pindah ke kawasan Jambangan, Surabaya. Berdasarkan informasi, acara hanya berjalan singkat karena massa yang mengatasnamakan dirinya Koalisi Indonesia Tetap Aman (KITA) menggeruduk lokasi pertemuan Gatot di Jambangan. Mereka meminta deklarator KAMI itu segera angkat kaki.

Dalam video yang beredar, salah seorang petugas kepolisian mengimbau acara tersebut dihentikan. Gatot pun menuruti permintaan tersebut.

“Jadi bapak ibu, ini bapak dari kepolisian, polda, saya katakan KAMI ini adalah gerakan yang konstitusional kalau polisi minta dibubarkan, di sana juga bubar, di sini bubar. Mari kita ikuti, apa yang disampaikan aparat kepolisian,” kata Gatot yang terekam.

Tak lama, Gatot lantas meninggalkan lokasi pertemuan. Kepergiannya diiringi orasi penolakan oleh massa kontra KAMI.

Saat ditemui kemudian di Masjid As-Salam Puri Mas Surabaya, Gatot menyebut kelompok demonstran yang kontra dengan gerakannya di ibu kota Jatim adalah massa bayaran.

“Karena yang demo di sana, karena kehadiran KAMI akhirnya ada demo. Demo kan dibayar. Dalam ekonomi susah seperti ini, ada rekan-rekan yang kesulitan dan ada tawaran ya diterima,” kata Gatot, Senin (28/9).
“Kita harus bersyukur, karena keberadaan KAMI ini menjadi berkah. Kalau perlu besok demonya yang banyak lagi. Artinya, ada rezeki bagi rekan-rekan kita yang memerlukan uang untuk ikut demo,” katanya.

Gatot juga berharap, demonstran yang menuntut pertemuan KAMI di Surabaya dibubarkan itu bisa pulang dengan selamat dan membawa rezeki untuk keluarga masing-masing di rumah.

Disamping itu, salah satu deklarator dan Presidium KAMI Pusat, Rochmat Wahab, menambahkan bahwa KAMI tidak pernah berniat untuk menjadi musuh pemerintah. KAMI juga tidak akan menggunakan cara-cara yang tidak beretika.

“Kita punya hak berkumpul dan berdiskusi. Saya yakin ini bukan akhir. Gerakan kita gerakan moral dan lahir dari orang-orang yang berintegritas,” kata Wahab.

Sebelumnya, acara Silaturahim Akbar KAMI Jatim yang rencananya digelar di Gedung Juang 45 batal digelar karena didatangi massa Surabaya Adalah Kita. Gatot kemudian menemui para tokoh KAMI Jatim di kawasan Jambangan, Surabaya. Namun, tak berlangsung lama karena tuntutan massa agar pertemuan KAMI di Surabaya dibubarkan. Polisi pun meminta Gatot untuk meninggalkan lokasi.(md)