Mayoritas Rakyat AS Tolak Deklarasi Kemenangan Trump Dalam Pilpres, Biden Melenggang ke Gedung Putih?

oleh -686 views

WASHINGTON, Saturealita.com–Sebagian besar rakyat Amerika Serikat yang merupakan representasi dari Partai Republik dan Partai Demokrat tidak menerima deklarasi kemenangan prematur Presiden Donald Trump dalam Pemilu tahun ini. Mereka bersedia menunggu semua suara dihitung sebelum memutuskan siapa yang menang, menurut jajak pendapat Reuters / Ipsos yang dirilis Kamis.

Dari Survei 4-5 November juga menunjukkan publik sebagian besar mengesampingkan penilaian Trump tentang adanya kecurangan dalam hasil Pemilu. Perolehan suara Presiden Trump membuntuti perolehan suara calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden di Arizona dan Nevada.

Keunggulan perolehan suara Trump di Pennsylvania dan Georgia terus menyusut ketika negara bagian itu menghitung surat suara yang masuk. Saat jalannya menuju kemenangan menyempit pekan ini, Trump mengeluh tanpa bukti bahwa dia adalah korban penipuan pemilih yang meluas.

Menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos, hanya sedikit orang Amerika yang setuju dengan pandangan presiden Trump tentang pemilihan tersebut. Mereka yang menerima deklarasi kemenangan Trump adalah 16% orang dewasa AS, termasuk 7% dari Demokrat dan 30% dari Republik. Sebanyak 84% lainnya, termasuk 93% dari Demokrat dan 70% dari Republik, mengatakan bahwa kandidat tidak boleh menyatakan kemenangan sampai semua suara dihitung.

Dua pertiga orang Amerika mengatakan bahwa mereka mempercayai pejabat pemilihan lokal mereka untuk melakukan pekerjaan mereka dengan jujur.

“83% setuju bahwa demokrasi kita dapat bertahan menunggu sampai semua suara dihitung untuk mengetahui siapa yang memenangkan pemilihan,” bunyi hasil jajak pendapat, yang dilansir Jumat, (6/11/2020).

Jajak pendapat Reuters/Ipsos dilakukan secara online, dalam bahasa Inggris, di seluruh Amerika Serikat. Itu mengumpulkan pendapat dari 1.115 orang dewasa AS, termasuk 524 Demokrat dan 417 Republik, dan memiliki interval kredibilitas, ukuran presisi, sekitar 6 poin persentase.

Selain daripada itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan tanpa bukti pada hari Kamis bahwa jika suara sah dihitung, dia akan dengan mudah memenangkan pemilihan presiden (pilpres).
“Jika Anda menghitung suara sah, saya dengan mudah menang,” kata Trump saat muncul di ruang rapat Gedung Putih, Jumat (6/11/2020).

Trump mengeluh bahwa surat suara masih dihitung, yang menunjukkan kepadanya bahwa pemilu AS dicurangi dan kemenangannya dicuri. Namun, klaim Trump itu tidak disertai bukti. Biden hingga saat ini meraih 264 electoral votes, unggul jauh atas Trump yang meraih 214 electoral votes. Butuh 270 electoral votes bagi seorang capres untuk menang pilpres AS. Penghitungan suara di lima negara bagian ditunda yang membuat pilpres Amerika menjadi tidak pasti tentang siapa pemenangnya.

Di tengah kecemasan publik Amerika akan hasil pilpres yang tak pasti, Putra calon presiden (capres) petahana Donald Trump, Donald Trump Jr, menyerukan ayahnya untuk melakukan “perang total atas pemilihan presiden”. Seruan lewat Twitter yang ambigu ini muncul di tengah kepanikan kubu Trump dengan ketidak pastian hasil pilpres dengan terhentinya penghitungan suara di lima negara bagian.

Putra Trump menirukan tuduhan tidak berdasar yang sama tentang penipuan pemilih yang digunakan ayahnya untuk menjelaskan harapannya yang semakin menipis untuk tetap berkuasa di Gedung Putih.
Twitter dengan cepat menyembunyikan tweet provokatif tersebut dari pandangan publik dengan alasan menyebarkan informasi palsu tentang pemilu Amerika.

Trump Jr, yang memiliki sejarah panjang menggunakan Twitter untuk memicu teori konspirasi, membuat tweet provokatif di tengah serbuan tuntutan hukum yang diajukan oleh tim kampanye ayahnya untuk mengubah hasil pemilu—termasuk di Pennsylvania yang berusaha menghentikan penghitungan suara.

“Hal terbaik untuk masa depan Amerika adalah @realDonaldTrump melakukan perang total atas pemilihan ini untuk mengungkap semua penipuan, kecurangan, mati/tidak lagi di pemilih negara bagian, yang telah berlangsung terlalu lama,” tulis Trump Jr di Twitter, mengulangi beberapa teori konspirasi tentang pemilu dan menyerukan orang Amerika untuk berperang satu sama lain. (Md)