“Berkesenian Dunia dan Akhirat” Berikut Cerita Disebalik Panggung Toktan

by -1,001 views
Imam panggung Toktan Aris Abeba

Laporan Syafitra

PEKANBARU, Saturealita.com-Tak hanya sebatas menggelar kegiatan seni semata, namun Panggung Toktan
hadir dengan nuansa islami. Seni dan Dakwah menjadi latar didirikannya
tempat berkumpulnya para pegiat seni ini.

Beberapa pangung terlihat menghiasi kediaman Alhaj A Aris Abeba, Jalan
Hangtuah Gg Harmonis. bahkan di salah satu sudut lamannya sudah ada
terpancang patok, tanda adanya kegiatan pembangunan. Ya, dipojok laman kanan depan akan dibangun sebuah Mushalla yang katanya akan
diperuntukkan bagi pelaku seni dan non pelaku seni yang hadir disitu. Laman bermain para seniman ini yang sekarang tuntas dilakukan Maestro seni Riau ini dalam mengabdi di dunia seni.

Sebagai Imam Panggung Toktan, Aris Abeba memang berkeinginan kegiatan
seni di bumi Melayu bangkit dan maju. Pun begitu, bekesenian di dunia
jangan sampai lupa dengan kehidupan setelah mati.

Panggung Toktan

“Inilah maksud dari didirikannya Panggung Toktan, berkesenian di dunia dan akhirat. Kita galakkan kesenian-kesenian yang bernuansakan islami. Disini kita berinfak, sedekah, dan juga menyalurkan bakat keseniannya,” ujar Aris Abeba, Senin (15/12/2020).

Berbagai kegiatan sudah dilakukan. Sebagai tempat bedah buku puisi,
Pementasan teater, Temu Teater Islam Dunia,dan musikalisasi puisi dan
dakwah. Baru-baru ini, Gubernur Riau H Syamsuar dan Danrem 031/WB
Brigjen Inf Muhammad Syech Ismed sudah mencoba langsung Panggung
Toktan dengan membaca Puisi.
Bahkan, keberadaan Panggung Toktan yang aktif menggelar berbagai kegiatan seni ini mendapat sorotan dunia luar. Banyak undangan yang dialamatkan untuk Panggung Toktan agar menghadiri berbagai kegiatan seni di berbagai negara.

“Kita sudah go public. Selain pementasan lokal, para seniman luar negeri juga banyak mengundang untuk ikut ambil bagian dalam berbagai pergelaran. Tak semua yang bisa kita ikuti, hanya beberapa saja. Kemarin ada juga beberapa komunitas seni dari Singapur dan Malaysia yang datang kesini, Mereka melakukan aktivitas berkesenian beberapa hari,” ucap Aris.

Seni dan Dakwah

Bagi Aris Abeba, berkesenian hanya sebatas hobi yang lahir dan berkembang saat ia masih duduk dibangku kuliah. Dari masa kuliah ini Aris belajar membuat puisi, menari dan main drama di grup teater. Dari hobi itulah timbul keyakinan dalam dirinya bahwa seni bisa membuat terkenal dan menjadi penopang ekonomi keluarga.

Cara pandang seniman satu ini memang unik. Baginya, ukuran seniman bukan hanya dilihat dari banyaknya seseorang mendapat anugerah atau penghargaan, akan tetapi bagaimana seorang seniman itu bisa berbuat lewat kesenimanannya.

Imam panggung Toktan saat diwawancarai salah satu media cetak lokal langsung Pimpinan redaksi (Pimpred)

“Jalan atau tidak, berbobot atau tidak, itu urusan belakang. Yang penting kita
berbuat, hati senang, orang senang. Sebab, disamping seni untuk seni, seni
juga untuk masyarakat. Jadi, memasyarakatkan seni itu sudah lama saya lakukan. Mana yang tidak bisa diterobos, saya terobos. Dan alhamdulillah yang namanya Sandang, Pangan, Pangan, sekarang sudah saya raih. Selama ini banyak asumsi masyarakat yang menilai seniman itu kere, hidup pas-pasan, tak bisa diharapkan untuk menjadi penopang ekonomi keluarga. Dan saya buktikan kalau asumsi itu salah. Dengan puisi saya sudah keliling dunia, menghasilkan banyak uang, dan juga bisa membangun sanggar seni di rumah yang diberi nama Panggung Toktan,” ujarnya.

Panggung Toktan kata Aris, bukan untuk pribadi, tapi untuk semua pelaku seni atau non pelaku seni yang ada di dunia ini. Untuk berkesenian, silakan manfaatkan Panggung Toktan. Tidak dipungut bayaran, cukup dengan menjaga kebersihan tempat.

“Insyaa Allah, dalam waktu dekat kita akan bangun mushalla. Alhamdulillah,
atas bantuan Danrem 031/WB, pengerjaannya bisa kita ansur sekarang. Silakan bagi semua pihak yang ingin berinfak untuk pembangunan Mushalla ini,” tukasnya.

Dalam berkersenian, ucap Aris, jangan membebankan pemerintah. Akan tetapi sedapat mungkin bantu pemerintah bagaimana kehidupan berkesenian itu hidup dan berkembang. “Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu! Begitu kata John F Kennedy,” pungkas Aris dengan mimik serius. (***)