Puisi “Talang di Langit Palestin” Bergema di Pelataran Sungai Sail

oleh -824 views
Aksi musikalisasi penampilan Qori-Syafitra pulau para undangan

PEKANBARU,Saturealita.com-Diiringi petikan gitar Syafitra, Puisi bejudul “Talang di Langit Palestina” yang dibawakan oleh Qorry Islami membuat yang menyaksikan terpana. Putri dari seniman kondang Alhaj A Aris Abeba ini membacakan dengan penuh penghayatan dan menyayat perasaan. Maka tak heran bagi yang mendengarkan ikut larut dalam keharuan.

Tak ada yang tersisa di Palestin
Selain remah dan anyir darah seperti hutan di tanah Talang
Porak-poranda ditindas kekuasaan
Tak ada lagi tempat bermain
Marwah tergadai di ujung senjata

Tinggal memandang…
Tinggal mengenang…

Puisi “Talang di Langit Palestin” karya H Dheni Kurnia yang dibacakan Qori Islami bergema di pelataran sungai Sail, Harapan Raya. Semua hadirin memberikan applus kepada Syafitra – Qori yang menampilkan musikalisasi puisi pada acara Showcase of Sungai Sail yang digelar Dewan Kesenian Kota Pekanbaru (DKKP), Sabtu siang (26/6/2021).

Sebagaimana diketahui, Syafitra-Qori merupakan pasangan suami istri yang bergelut di dunia seni. Walau sibuk dengan aktivitas di sekolah dan kampus sebagai tenaga pengajar, namun untuk kegiatan seni mereka praktis tak pernah ketinggalan.

Terkait giat Showcase of Sungai Sail yang ditaja Dewan Kesenian Kota Pekanbaru (DKKP), Syafitra mengatakan perlu dilanjutkan untuk masa-masa kedepan. Untuk itu, peran serta semua pihak mesti me,berikan dorongan dan dukungan.

“Menurut saya, showcase of Sungai Sail ini harus didukung oleh semua pihak, terutama para pelaku seni. Sebab kegiatan ini menyangkut soal lingkungan yang mesti kita jaga dan selamatkan. Disinilah peran seniman dalam membantu pemko Pekanbaru untuk menormalisasi dan merevitalisasi Sungai Sail melalui kegiatan-kegiatan seni dan budaya. Kita harap ini menjadi sorotan bagi pemerintah maupun pihak swasta,” ucap Fitra, sapaan akrabnya.

Tersingkir

Giat seni yang dilaksanakan di pelataran Sungai Sail, di bawah jembatan Tangkerang Utara itu terbilang sangat sukses. Selain menampilkan beragam pertunjukan seni, kegiatan ini juga menggelar diskusi terkait normalisasi dan naturalisasi sungai Sail.

Kegiatan dalam rangka memeriahkan hari jadi negeri Pekanbaru ke-237, juga diramaikan dengan permainan anak-anak tempo doeloe. Dua anak terlihat asyik bermain congklak dan beberapa anak lainnya terlihat bermain lompat tali (karet gelang yang dijalin).

Permainan anak-anak jaman dulu yang kini sudah ‘tersingkir’ seiring perubahan zaman. Kini anak-anak lebih enjoy bermain games lewat handphone. Walau dampak yang ditimbulkan sangat merugikan, namun kebiasaan ini tak bisa ditinggal.

Tak heran kalau penampilan anak-anak yang memainkan permainan tempo dulu itu seakan memutar memori semua hadirin ketika masih kanak-kanak dulu. “Mainan yang lapuk ditelan zaman. Mestinya ini bisa dipertahankan dan dilestarikan agar anak-anak kita terhindar dari virus game yang tak ada manfaatnya,” celetuk Yuliaspar, salah seorang warga yang melihat langsung jalannya acara.

Ya, selain dihadiri langsung Walikota Pekanbaru DR H Firdaus ST MT, juga tampak asisten I Setko Pekanbaru, Kadis Kebudayaan Provinsi Riau Yoserizal Zen, anggota DPRD Kota Pekanbaru Roni Paslah dari fraksi PAN, dan sejumlah tokoh seniman seperti Alhaj A Aris Abeba, dan Iwan Irawan Permadi.(***)