Diduga Ada Santri ”Kabur” dari Ponpes AI, Ini Tanggapan Irwan Suanto

oleh -390 views
ilustrasi/Foto: Antaranews

PEKANBARU,Saturealita.com-Diduga karena khawatir dengan kondisi kesehatannya lantaran tak dibawa ke klinik/unit kesehatan sekolah (UKS) saat mengalami pingsan beberapa waktu lalu, seorang santri di pondok pesantren (ponpes) yang beralamat Jalan Pesantren, Kulim, Pekanbaru, akhirnya memilih ”kabur”.

Padahal santri tadi telah menjalani pendidikan selama empat tahun di ponpes itu. Belakangan, akhirnya, orang tua si santri mengikuti kemauan si anak untuk pindah dari ponpes tersebut.

”Anak saya sudah gak mau lagi melanjutkan pendidikan di pondok ini, pak. Kami Tanya di rumah apa masalahnya, dia diam aja. Tapi dia bilang pernah pingsan dan gak diberi pengobatan,” tutur sumber saturealita.com yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Sumber saturealita.com yang lain mengungkapkan, anak dari rekannya juga memilih ”kabur” dari sana tanpa jelas penyebabnya.

”Coba Bapak investigasi pelan-pelan. Kasihan. Soalnya saya juga punya anak perempuan di ponpes. Jadi mesti waspada juga,” tutur sumber yang merupakan tokoh pemuda di Riau.

Tidak hanya dua sumber itu. Saturealita.com juga melakukan penelusuran dengan mewawancarai orang tua/wali saat dilakukannya kunjungan, beberapa waktu lalu. Beberapa orang tua mengaku bahwa begitu bertemu mereka, sang anak spontan menangis. Namun, si anak menangis bukan saja karena rindu, tetapi karena ”tertekan” dengan pola pendidikan dari ustaz/ustazah.

”Ada ustazah yang suka marah-marah tanpa tahu sebabnya. Jadi saya heran juga, apakah pola pendidikan ponpes memang marah-marah. Harusnya kan pendidik di sini jauh lebih humanis daripada sekolah umum. Saya khawatir, keluar dari sini justru anak jadi suka marah-marah juga?” kata, orang tua seorang santri.

Sumber-sumber saturealita.com menyarankan agar pimpinan ponpes rutin melakukan pengawasan untuk memastikan proses belajar-mengajar berlangsung dengan baik, humanis tanpa kekerasan nonverbal/verbal, dan membentuk akhlak santri agar semakin baik.

”Kita sama-sama tahu, saat ini karena kasus di satu dua pesantren, aktivitas di ponpes-ponpes menjadi sorotan publik. Harusnya pimpinan dan pengajar Ponpes AI bisa memberikan rasa aman agar kami di rumah juga tidak was-was,” tutur sumber berharap pihak Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pekanbaru dan Riau rutin melakukan pengawasan. ”Jangan menunggu ada masalah atau kejadian, baru Kemenang turun tangan,” imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Pimpinan Ponpes AI, H Irwan Suanto Lc yang dikonfirmasi saturealita.com secara terpisah pada Ahad (24/7/2022) siang terkait adanya santri yang kabur, membantah kabar tersebut.
Dia mengklaim, informasi mengenai ada santri kabur dari ponpes yang dipimpinnya, sama sekali tidak benar.

”Mengenai permohonan mutasi keluar yang sudah kami terima ada beberapa alasan, seperti orang tua pindah keluar provinsi atau pindah dinas dan ada juga karena ingin melanjutkan ke sekolah berbeda kurikulum,” ujarnya.

Irwan Suanto juga mengklaim UKS di komplek pesantren, 24 jam melayani warga pesantren. ”Kita di Pekanbaru ada tiga pesantren yang bernaung di bawah satu yayasan. Bahkan santri dari dua pesantren lagi. (Mereka) Berobatnya di UKS yang ada di Pesantren Al-Ikhwan (AI) dengan fasilitas jemput antar,” tegasnya.

Terkait informasi tidak humanis sejumlah pendidik, menurut dia hal itu perlu pembuktian juga. Apa yang disebutnya sebagai tindakan yang tidak humanis? ”Saya terbuka untuk didiskusikan. Insya Allah sistem pembinaan kita, jauh dari kata tidak humanis. Bahkan, setiap permasalahan yang terjadi pada anak, prosedurnya selalu kita informasikan ke orang tua dan jika ada permasalahan yang berat kita akan lakukan pemanggilan orang tua santri,” ucapnya.

Sebagai Wakil Pimpinan Ponpes AI, Irwan Suanto juga mengklaim senantiasa melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap para pendidik. ”Jika tidak ada halangan, setiap seminggu sekali,” tutupnya. (***)