Tim Redaksi Media Online Saturealita.com, mencoba untuk melakukan perbincangan khusus dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution.
Perbincangan berlangsung, Senin siang, (25/72022) dengan dorasi waktu lebih kurang 11.26 menit, sambil menikmati hidangan siang disalah satu rumah makan kawasan Jalan Harapan Raya Ujung Pekanbaru.
Mengenai Tata Ruang Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution, mengungkapkan secara lebar. Berikut ulasannya.
Melihat wilayah kota Pekanbaru, sesuai dengan Peraturan daerah (Perda) Nomor 7 tahun 2020 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dari tahun 2012-2020, baru bisa disahkan. Jadi Kota Pekanbaru mempunyai luas 632 kilometer bujur sangkar yang sudah ditempati dan berkembang lebih kurang 30% yang berada ditengah kota meliputi, Senapelan, Pekanbaru kota, Sukajadi dan Tampan, benar-benar sudah padat alias penuh.
Kemudian, Kota Pekanbaru masih punyai areal yang bisa dikembangkan lebih kurang 40%. Jadi 30% ditambah 40%. Selanjutnya, 30% lagi yakni, Ruang Terbuka Hijau (RTH) seperti, Taman Kota dan Media Jalan.
40% tersebut, terletak di wilayah Tenayan dan Kulim yang pembangunannya 15%. Begitu pula yang ada di wilayah Rumbai juga pembangunan masih di antara 15-20 %.
Terus menjadi pertanyaan bagaimana cara menatatanya?
Kota Pekanbaru sudah sangat sulit untuk dilakukan penataan. Sebab, sudah tumbuh pesat, sehingga untuk pelebaran jalan baru saja boleh dikatakan sangat sulit, apa lagi tata ruang kota, pengembangan wilayah baru di kota lama.
Pengembangan wilayah baru, itulah Kulim sama Rumbai. Caranya?, tata ruangnya seperti Kulim ada komplek perkantoran Tenayan sebagai lokomotif pertumbuhan.
Selanjutnya, juga menetapkan untuk kawasan industri maupun bisnis dengan luas lebih kurang 1500 ribu hektar didalam tata ruang kota.
Sementara itu, pengembangan kawasan bisnis terletak di wilayah seberang Rumbai Timur. Kawasan industri khusus menegah kebawa tidak mempunyai keunggulan. Haya saja, wilayah tersebut, punya Tol yang menghubungkan Pekanbaru-Dumai, Pekanbaru-Padang dan Pekanbaru-Jambi.
Untuk melengkapi semua ini, sebagai penghubung berkaitan dengan lalu lintas, akan dibangun Outer Ring Road (Jalan Lingkar Luar Kota) dengan panjang lebih kurang 80 kilometer dengan rincian 40 kilometer dikota sendiri yang dibangun mulai dari Siak Hulu ke Rumbai ada di wilayah kabupaten Kampar. Untuk kota Pekanbaru yang sudah dibanggun jalan dengan luas 70 meter itulah depan perkantoran Tenayan.
Kemudian, rencana selanjutnya akan membangun jembatan Siak link. “Insyaallah dengan terbangunnya jembatan tersebut akan berkembang yang sekarang terlihat perkebunan, akan datang akan terjadi pemukiman, perkantoran, perkotaan, tempat bisni dan pariwisata. Inilah upaya-upaya kita”, sebutnya.
Sementara itu, untuk pembangunan jalan, memakai sistem konsuldasi tanah atau penataan ulang. Artinya, tanah masyarakat yang masih belum tertata dengan baik, akan dijadikan petak-petak seperti keramik dengan cara membebaskan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan diterbitkan sertifikat.
Namun, masyarakat harus rela untuk iklas menyumbangkan 30 % tanahnya sebagai fasilitas umum. Dari segi nilai, meningkat seperti halnya, kawasan perkantoran walikota, pada tahun 2015 harga tanah jual sebesar 25 ribu untuk 5000 permeter. Setelah 7 tahun berlalu, sekarang harga tanah jual, 300 ribu permeter. Ini jelas secara ekonomi masyarakat beruntung.
‘Inilah konsep yang kita lakukan, saat ini sudah berjalan dan akan dilanjutkan tahun berikutnya di 2023. Harapan kita, tidak mau lagi terjadi seperti Sukajadi, pasang bongkar jalan. Sebab kita siapkan fasilator untuk pembangunan tersebut”, ulasnya berharap.
Terkait banyaknya jalan berlubang dan air mengenang, menjadi tanggung jawab kontraktor. Namun upaya yang sudah dilakukan selama ini, “kita gunakan cara semitasi air limbah dan bersih yang dialirkan melalui pipa, agar lingkungan terlihat bersih dan terhindar bakteri yang mengakibatkan penyakit. Untuk progam tahun 2023 Pemerintahan kota (Pemko) Pekanbaru, akan memprioritaskan pembangunan jalan”, mengakhiri perbincangannya. (***)