PJS Sulsel Mengecam Kekerasan Terhadap Wartawan di Takalar, Diduga Pelakunya Mafia Solar

oleh -
Yohanes Daeng Lallo korban penganiayaan yang diduga dilakukan oleh oknum mafia solar.

TAKALAR (saturealita.com) – Sekali lagi, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, menjadi saksi aksi kekerasan yang menimpa seorang wartawan. Kali ini, Johanes Daeng Lallo dari media Responden News menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok orang yang diduga terkait dengan praktik mafia solar di SPBU Kalappo, Kelurahan Mangadu, Kecamatan Mangarabombang, pada Senin (11/3/2024).

Kronologi kejadian menggambarkan Johanes yang sedang menjalankan tugas jurnalistiknya ketika tiba-tiba didekati oleh seorang oknum bernama Daeng Saung. Pertemuan tersebut berujung pada pertanyaan tentang suatu berita yang dimuat di media Responden News, namun situasi berubah drastis ketika Daeng Saung menyerang Johanes secara fisik dengan memegang leher bajunya dan memukul wajahnya. Tindakan kekerasan ini diduga dilakukan bersama beberapa orang lain yang telah ada di lokasi.

Dampak dari pengeroyokan ini sangat nyata, dengan Johanes mengalami luka di wajah dan bajunya yang robek. Ia tidak tinggal diam dan segera melaporkan insiden tersebut ke Polres Takalar.

Dugaan keterlibatan mafia solar dalam peristiwa ini semakin menguat. Daeng Saung, yang diduga sebagai otak di balik serangan tersebut, diduga memiliki koneksi yang kuat dengan pihak SPBU Kalappo. Berbagai informasi menunjukkan bahwa Daeng Saung telah lama terlibat dalam menimbun solar bersubsidi di sekitar lokasi SPBU tersebut.

Reaksi terhadap kejadian ini tidak hanya datang dari korban dan pihak kepolisian, tetapi juga dari berbagai elemen masyarakat. Ketua DPC Serikat Pers Reformasi Nasional (Serpernas) Kabupaten Takalar, Azis Kawang, menegaskan bahwa tindakan kekerasan terhadap wartawan adalah bentuk pelanggaran terhadap demokrasi dan kebebasan pers yang dijamin oleh undang-undang.

Muhammad Rusli, Plt Ketua DPD Pro Jurnalismedia Siber (PJS) Sulawesi Selatan, menyuarakan kecaman atas tindakan kekerasan tersebut. Ia menekankan bahwa wartawan adalah pekerjaan mulia yang tidak pantas diperlakukan dengan kekerasan.

“PJS Sul-Sel mengecam tindakan pengeroyokan wartawan di Takalar yang diduga dilakukan oleh oknum mafia solar. Ini adalah tindakan keji yang tidak dibenarkan dan tidak bermoral. Wartawan itu pekerjaan mulia dan tidak sepantasnya mendapatkan perlakuan seperti itu,” tegas Rusli.

Rusli juga mengingatkan para jurnalis untuk selalu berhati-hati dan mematuhi Kode Etik Jurnalistik (KEJ) sebagai upaya menjaga keselamatan dalam menjalankan tugas mereka.

Meskipun demikian, hingga berita ini ditayangkan, Daeng Saung belum dapat dihubungi untuk mengonfirmasi dugaan yang dialamatkan kepadanya. PJS Sulsel bersama dengan pihak terkait terus memantau perkembangan kasus ini dan berharap agar keadilan dapat segera ditegakkan. (***/s.topan)