Hadirnya MPN Salah Satu Wujud Sambung Rasa Membangun Peradaban Kehidupan Bebudaya Nusantara

oleh -
oleh
Sudirno salah satu Anggota prematur MPN Riau berikan sambutan

PEKANBARU,saturealita.com-Puluhan peguyuban Jawa Provinsi Riau Pekanbaru mengelar pertemuan silaturahmi dalam bentuk diskusi.

Diskusi ini, bernama Sambung Rasa berlangsung, Senin malam, (19/8/2024) bertempat Taman Rekreasi Alam Mayang Jalan Imam Munandar kota Pekanbaru.

Dalam kegiatan tersebut, bermakna, Sambung Rasa merupakan mengawal nilai leluhur bangsa. Pertemuan ini, dihadiri tokoh masyarakat jawa lebih kurang 19 dari berbagai peguyuban jawa yang lahir di kota Bertuah Provinsi Riau.

Diakhir pertemuan diskusi, Wakil Ketua Presidium Majelis Penisepuh Nusantara (MPN) Pusat Dr. Kusnadi menyambut dan apresiasi pertemuan masyarakat jawa dalam wadah Sambung Rasa ini, untuk berikutnya akan dikembangkan bersama komunitas berbagai kebudayan lainnya, agar Bhenaka Tunggal Ika

Hal ini, terbukti salah satu ungkapan menyadarkan betapa pentingnya kebutuhan bersama terentuknya rasa memiliki, guna melestarikan pri kehidupan bersama di Bumi Melayu Lancang kuning provinsi Riau.

Penjelasan Dr. Kusnadi terkait adanya NPM terwujud sebuah wadah dengan niat ataupun cita-cita yang cukup besar.

Ketua Presidium MPN pusat Profesor Dr. Suyoko M Hadikusumo memiliki harapan besar menjadikan kebudayaan sebagai model pembangunan mempersatukan nusantara.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, berbagai peguyuban meliputi, Forum Komunikasi Jaranan (FKJK) Riau, Sularno memberi pesan akan pentingnya sebuah kebersamaan sebagai upaya yang mempersatukan.

“Pembinaan yang sudah kami rasakan sslama ini, khusus Forum Jaranan Kuda Lumping, mempunyai dampak besar terhadap apresiasi ksenian ,kepada masyarakat itu sendiri “, ujar Solar begitu panggilan akrabnya.

Dirinya, tentu berharap hadirnya MPN dapat memberikan pengembangan kebudayaan itu sendiri, tentunya melalui nilai kehidupannya.

Sembari ditempat yang sama, Ketua Peguyuban Masyarakat Gunung Kidul (PMGK) Riau, Singgih menyampaikan bahwa, proses kehadiran NPM ini, dalam bentuk Cakra mangiling kehidupan.

“Saya katakan, dulu orang sedikit malu mengankui sebagai warga Gunung Kidul dikarenakan sebab dan musabab keterbelakangannya. Namun saat ini, itu semua sirna dengan sendirinya dan akan muncul nilai kehidupan yang lebih baik lagi melalui NPN nantinya”, terangnya.

Intinya, dari semua pendapat peserta diskusi Sambung Rasa, bahwa merindukan seseorang pemimpin yang bukan hanya melahirkan sebuah ide, akan tetapi menjadi tauladan yang menjadi contoh generasi berikutnya.

Drs. Riyono Gede Trisongko MM, selaku tuan rumah dalam kegiatan ini, tentunya mengapresiasi kegiatan Sambung Rasa.

“Mudah-mudahan dengan wadah NPM dapat mewujudkan pri kehidupan menjalin hubungan silaturahmi dalam membentuk peradapan kebudayaan nusantara”, tutup Riyono diakhir acara. (***)