Kabar Gembira, Insyaallah Rumah Musafir Seniman Akan Dibangun

oleh -
oleh
Contoh rencana Rumah Musafir Seniman Ala Panggung Toktan

PEKANBARU,saturealita.com-Sebuah ide cemerlang tercetus dalam pemikiran sosok seniman dengan nama lengkap Imam Panggung Toktan Aris Abeba.

Dalam perjalanan karirnya sebagai sosok seniman, dia terus mempunyai inovasi untuk memberikan yang terbaik bagi pelaku seniman itu sendiri.

Secara bertahap, dimana tempat tinggalnya Jalan Harmonis Hangtuah Ujung Pekanbaru, terlah terbentang fasilitas para seniman yakni panggung kreatif dengan nama Toktan dan tempat ibadah Musolah yang namanya sangat panjang ‘mukhlishin lahuddiin walau karihal kaafiruun’ berdiri kokoh dilaman atas tempat tinggalnya.

Saat bual-bual Jum’at (6/9/2024) dengan santai dirinya menyebutkan, bahwa ada sebuah rencana yang sudah lama melintas di pemikirannya untuk membuat fasilitas bangunan dengan nama, Rumah Musafir Seniman.

Dirinya menjelaskan, mengapa dikatakan Rumah Musafir Seniman? Karena dari pengalaman yang sudah, para seniman baik dari dalam maupun luar kota, ada yang memilih tidak mau tinggal dirumah saudara atau tempat penginapan.

“Saya punya ide untuk menjawab para seniman rencananya membangun Rumah Musafir Seniman yang terletak tidak jauh dari panggung Toktan dan Musolah tersebut”, katanya Imam panggung Toktan kepada media online ini.

Dijelaskannya, jika hal ini, terwujud dengan baik, maka Ruamah Musafir Seniman diperuntukkan secara cuma-cuma alias gratis dengan fasilitas lengkap tinggal menggunakan saja.

Hal-hal lain terkait dengan Rumah Musafir Seniman yang dibawah bangunan dibuat secara luas bisa dijadikan tempat berkreasi meluangkan inspirasi atau kegiatan senimannya dan bahkan bise dijadian kafe untuk bual-bual dengan catatan tidak ada peresaran jual beli atau bedagang (komersialisasi) mencari keuntungan. “Artinya bisa saja ada kopi, tapi dari sumbangsi para donatur yang ingin memberikan kemudahan para seniman berkarya”, kata Seniman yang mempunyai buku berjudul Pengaduan Di Kotak Pos 5000 era Wakil Presiden Sudharmono dan juga buku Padamu Habibie.

Selanjutnya tentang bangunan Rumah Musafir Seniman, dilengkapi ruang tamu, kamar istirahat, toilet sekaligus tempat mandi dengan kapasitas lebih kurang 20 orang.

“Mudah-mudahan niat ini, berjalan sebagaimana rencana awal yang bisa membantu para seniman untuk berkarya sepanjang masa,” tutupnya sembari berhujar bahwa bangunan Rumah Musafir Seniman didirikan sementara swadaya atau secara pribadi. (***)