PEKANBARU (Saturealita.com)-Salah seorang tokoh masyarakat, Opung Hutapea menyatakan keberatan atas proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah Perusahaan Daerah Air Minum (IPAL PDAM) yang dilaksanakan tanpa sosialisasi terlebih dahulu. Padahal penggalian IPAL PDAM tersebut berdampak pada aktivitas masyarakat. Apalagi di sepanjang Jalan Tanjung Datuk, Kelurahan Tanjung Rhu, Kecamatan Limapuluh itu didominasi oleh pedagang usaha kecil dan menengah.
“Jelas saya protes. Kalau penggalian di depan jalan masuk tempat tinggal sekaligus usaha kami tidak dibuatkan jalan masuk. Nah, kalau ini dibiarkan tak akan ada pelanggan yang datang dan jelas kami semua merugi,” ulas Opung kepada wartawan, Jumat (8/3/204) dikediamannya.
Tidak hanya gerai Opung dan gerai lainnya yang terdampak, bahkan jalan masuk menuju salah satu sekolah dasar (SD) dan perumahan warga di dalamnya tidak dibuatkan akses masuk, minimal jembatan darurat.
“Ini sudah keterlaluan namanya. Apalagi saat saya tegur, eh mereka malah terkesan cuek, bahkan menantang. Kenapa? Mereka merasa dibeking oknum aparat PM AU. Yah, saya tak peduli siapa pun beking mereka, kalau merugikan ya lawan,” kata Opung panjang lebar.
Dari cerita Opung, sempat terjadi ketegangan warga dan oknum aparat.
Karena warga ngotot oknum PM AU akhirnya meninggalkan tempat.
Dari pantauan awak media dilapangan, hanya jalan masuk kedai kopi Opung saja dan Koramil 04/Limapuluh yang belum digali oleh pekerja proyek tersebut.
Warga berharap, pihak PDAM dan pelaksana proyek IPAL tidak asal bergali saja. Karena mereka memahami yang namanya proyek musti melewati pase sosialisasi terlebih dahulu. Tanpa itu, stuasi dilapangan tidak berlangsung baik-baik saja. (fed.*)