KAMPAR KIRI (saturealita.com) – Duka menyelimuti Desa Sungai Lipai yang terletak di Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, pada Jumat (29/3/2024) pagi. Suasana yang biasanya tenang di desa itu mendadak terganggu oleh penemuan yang menggegerkan: mayat seorang pria ditemukan di dalam kamar mandi Masjid Siti Aminah pada pukul 04.00 WIB.
Kisah tragis ini pertama kali diungkapkan oleh Kapolres Kampar, AKBP Ronald Sumaja, melalui Kapolsek Kampar Kiri, Kompol M. Daud. “Korban ditemukan dalam keadaan terbaring di lantai, tak bernyawa, sementara sedang buang air besar. Diduga, korban mengalami serangan jantung,” terangnya, menyiratkan kejadian yang mencekam di dalam ruang suci tersebut.
Para warga, diselimuti kebingungan dan kecemasan, segera melaporkan peristiwa itu kepada Polsek Kampar Kiri. Personil kepolisian yang piket langsung meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP) dan membenarkan adanya mayat di kamar mandi masjid tersebut.
Identitas korban pun terungkap: Agus Salim Tarigan, seorang pria berusia 62 tahun, berasal dari Kelurahan Telaga Sam Sam, Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak. Namun, bagaimana dia sampai berakhir dalam keadaan tragis di sebuah masjid di desa yang jauh dari rumahnya, masih menjadi misteri.
Cerita tragis semakin terkuak ketika Gorim Masjid Lukman (34) menceritakan detil penemuan tersebut. Saat itu, Lukman tengah mencari pemilik truk kuning pengangkut Crude Palm Oil (CPO) yang terparkir di pintu masuk masjid, menghalangi akses masuk. Namun, alih-alih menemukan supir truk, dia menemukan sesuatu yang jauh lebih mengejutkan: mayat Agus Salim Tarigan, tergeletak di lantai kamar mandi masjid, tak bernyawa.
“Kondisinya sangat mengenaskan. Dia sedang buang air besar, menggunakan celana panjang hitam, dengan kepalanya yang terjepit di antara pintu kamar mandi,” ucap Kompol Daud, memberikan gambaran pahit dari kejadian tragis tersebut.
Berita cepat menyebar ke seluruh desa, dan Kepala Desa Sei Lipai pun segera dihubungi. Pihak desa segera berkoordinasi dengan Polsek Kampar Kiri untuk menangani situasi tersebut dengan cermat dan hormat.
“Korban kami bawa ke Puskesmas Lipat Kain, sementara keluarganya dihubungi. Namun, setibanya keluarga, mereka menolak untuk melakukan Visum dan Otopsi,” pungkas Kapolsek, menutup cerita yang menyisakan tanda tanya besar di benak semua orang di Desa Sungai Lipai. (***/s.topan)





