PEKANBARU,saturealita.com-Dihadiri tiga pemeteri yakni, Datuk H.Tarlaili utusan Timbalan Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Dr. Prayoto Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Riau dan Datuk Aldo Wakil Koordinator Jikalahari Riau, giat Kelompok Diskusi Terarah ( Forum Group Discussion) terbentang luas di Alam Mayang, Ahad siang, (27/10/24).
Kegiatan yang ditaja LAMR bersama dengan Non Government Organization (NGO) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang lingkungan Adat dan Budaya se-Provinsi Riau tahun 2024.
Berbagai masalah lingkungan adat dan budaya dikupas tuntas bersama mencari solusi dalam menjaga serta melestarikan untuk generasi berikutnya.
Dari diskusi tersebut, narasumber Datuk Aldo Wakil Koordinator Jikalahari Riau mengukapkan, apresiasi terhadap kegiatan LAMR ini, bahwa adanya keperdulian dalam menjaga lingkungan adat dan budaya secara utuh dan bersama-sama.
“Saya selaku koordinator Jikalahari Riau hadir mengapresiasi atas inisiasi LAMR untuk diskusi dengan beberapa lembaga yang ada di Riau terkait dengan kelestarian lingkungan adat dan budaya kedepan”, kata Datuk Aldo kepada media online ini.
Ditegaskannya, hadirnya Jikalahari sebagai narasumber dalam kegiatan ini, menitip pesan tentunya untuk memilih Gubernur Riau (Gubri) yang sama mempunyai visi dan misi bagaimana penyelamat tentang lingkungan adat dan budaya kedepan.
“Kita tau adanya korban bajir, karhutla dan manusia diterkam harimau dan sebagainya akibat penguasan lahan coverasi itu terus terjadi, namun narasi didalam visi dan misi calon Gubri sama sekali tidak ditemukan apa langkah kongkret untuk permasalahan ini”, tegasnya kembali.
Selain itu juga, LAMR sendiri erat kaitannya dengan masyarakat adat dan budaya di Riau. “Nah kita juga tidak menemukan hal tersebut. Pada hal ini, sangat dibutuhkan masyarakat adat, agar komplik seperti Bongku, desa Birakun, Pantai Raja ada dasar hukum untuk penyelesaiannya”, jelas lelaki khas dengan rambut gondrongnya.
Mengenai penjagaan yang lebih ketat, Datuk Aldo kembali menegaskan bahwa seharusnya Pemerintah, lambaga adat berkolaborasi agar masyarakat disekitar lingkungan adat dapat memantau secara ril terhadap kerusakan lahan maupun hutan.
Kemudian wilayah Riau patut dan layak untuk dijaga, dengan mengutamakan beberapa titik dimana wilayah yang masih ada kawasan hutan, supaya tidak panas bedengkang yang dirasakan saat ini.
Terpantau kegiatan berjalan lancar sesuai dengan materi yang disampaikan para narasumber. (***)