PEKANBARU (saturealita.com) – Sanjayo Art persembahkan “silek” pada Pesta Teater Riau 2024 yang diselenggarakan oleh Jaringan Teater Riau (JTR) menjadi ajang perayaan seni Teater terbesar di Riau, berlangsung selama tiga hari dari tanggal 27 hingga 29 Desember 2024 di Lapangan Bandar Serai (eks. Purna MTQ). Sebanyak 23 sanggar teater dari berbagai kabupaten di Riau juga meramaikan kegiatan ini.
Sanjayo Art yang dipimpin oleh seniman teater Riau Sendy Alpagari, kembali menunjukkan eksistensinya melalui karya teater berjudul “Silek” pada malam penutupan (29/12/2024).
Sendy Alpagari sendiri adalah figur penting dalam dunia teater Riau, dengan salah satu pencapaian besarnya adalah membawa Riau menjadi juara nasional pada Festival Teater Islam di Yogyakarta tahun 2019 melalui karya “Menunggu Posan” .

Silat sebagai Filosofi Hidup
Fany Ripaldi menyutradarai karya “Silek” yang menjadi sorotan di Pesta Teater Riau. Mengangkat tema tradisi silat yang hampir punah, teater ini tidak hanya menyajikan pertunjukan seni, tetapi juga menawarkan refleksi filosofis tentang makna silat dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Fany Ripaldi, bermaksud menciptakan karya ini khusus untuk acara Pesta Teater Riau meskipun persiapannya relatif singkat. Namun, teater ini secara harmonis menggabungkan esensi silat sebagai seni tradisi dengan elemen teater modern.
“Kami menggarap karya ini untuk merevitalisasi tradisi silat sebagai media melatih diri – bukan sekedar seni bela diri – tetapi juga sebagai cara untuk mengenal diri dan mengendalikan ego,” jelas Fany.
Sebagian besar pemain dalam pertunjukan ini adalah pesilat, sehingga mempermudah eksplorasi gerak.
Berkat pengalaman Sendy Alpagari yang menekankan pola pementasan minimalis dengan kekuatan fisik aktor, “Silek” berhasil menyatukan seni gerak silat dengan ekspresi teater modern yang penuh makna.
