PEKANBARU,saturealita.com-Acara buka bersama dan diskusi publik ditaja Forum Pemimpin Redaksi (FPR) Riau berjalan sukses dengan mengodok Defisit Pemprov Riau Cari Solusi.
Kegiatan di salah satu rumah makan dikota Pekanbaru, berlangsung Senin petang, (24/03/25) kemarin terlihat akrab dan menyatu satu sama lainnya lebih kurang 50 orang.
Buka Bersama yang Penuh Kehangatan menghantar jalannya kegiatan utama yakni diskusi publik dengan beberapa sumber terkait Difisit Pimprov Riau yang saat ini sama-sama dirasakan.
Diskusi publik disetir moderator Eed Azhar, menghadirkan para narasumber, Alfashirin, Eka Saputra, Akhyar, serta Ketua FPR Riau, Rahmat Handayani.
Dalam diskusi, Alfashirin menegaskan bahwa tugas dan fungsi masing-masing pemimpin daerah harus berjalan dengan selaras. Menurutnya, meskipun ada perbedaan pendapat, pada akhirnya gubernur adalah pemimpin utama yang harus diikuti kebijakannya.
Akhyar menambahkan bahwa konflik internal di pemerintahan sebaiknya tidak diperlihatkan kepada publik. “Jangan berlarut-larut mempertontonkan perbedaan, mari kita cari solusi agar Riau kembali berjaya dan terbebas dari defisit,” ujarnya.
Senada dengan itu, Eka Saputra menilai bahwa polemik defisit ini tidak perlu terus diperpanjang. “Membahas berapa total defisit tidak akan menyelesaikan masalah dalam sekejap. Lebih baik fokus mencari solusi bersama agar defisit ini segera teratasi,” katanya.
Rahmat Handayani pun berpendapat serupa. Ia menegaskan bahwa perbedaan pandangan antara Gubernur, Wakil Gubernur, dan Sekda harus segera diselesaikan dengan duduk bersama. “Satukan persepsi dan temukan langkah konkret agar Riau menjadi lebih baik,” tegasnya.
Diskusi Publik Bertema, “Persepsi Soal Defisit Pimprov Riau Cari Solusi
“Defisit Pemprov Riau, Gubernur, Wakil Gubernur dan Sekda Beda Pendapat, ibarat sedang latihan narasi sebuah teater yang hendingnya mencapai kesepakatan apa sebenarnya solusi untuk permasalahan ini”, ungkap Ketua FPR Rahmat Handayani.
Solusi: Peran Perusahaan Besar dalam Mengatasi Defisit
Di akhir diskusi, Rahmat memberikan saran agar Gubernur Riau Abdul Wahid mengajak perusahaan-perusahaan besar untuk berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan keuangan daerah melalui Corporate Social Responsibility (CSR) maupun Participating Interest (PI) daerah. “Jika mereka enggan membantu, periksa kembali seluruh perizinannya. Dengan begitu, keuangan daerah tidak akan terus menjadi beban,” tutupnya.
Acara ini menjadi wadah yang bermanfaat untuk mencari solusi bersama. Dengan semangat kolaborasi dan sinergi, diharapkan Riau dapat segera keluar dari permasalahan defisit dan menuju masa depan yang lebih baik. (***)