Muslim: Bagi Saya Olahraga Penting Untuk Sehat

oleh -
oleh
Pelatih Panahan Riau Muslim

“Dengan berolahraga tubuh menjadi sehat. Itu faktor utama saya mencintai olahraga”

Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Filosopi ini yang menjadikan dirinya sangat mencintai dunia olahraga. Baginya, berolahraga dalam cabang apapun penting untuk menjaga kesehatan jasmani maupun rohani.

Ketekunannya berolahraga telah menjadikan Muslim sebagai atlet multi talenta. Berbagai cabang olahraga pernah ia geluti dengan berbagai prestasi yang diraih. kini ia fokus menjadi pelatih di cabang panahan. Mengenal lebih dekat sosok pelatih bertangan dingin ini, Berikut wawancara Tim Saturealita.Com Ahad (11/7/2021).

Selamat pagi pak Muslim?
Selamat pagi. Apa yang bisa saya bantu.

Bisa diceritakan, sejak kapan Anda tertarik dengan dunia olahraga?

Sejak saya masih di SMP, saya sudah suka berolahraga. Karena dengan berolahraga jasmani kita menjadi sehat. Dan hidup yang paling bahagia itu adalah sehat. Kalau hanya makan nasi tanpa garam itu tidak ada artinya.

Spesifiknya, olahraga apa yang Anda sukai?

Sulit juga jawabnya. Karena hampir semua jenis olahraga saya suka. Tapi saya mulai terjun ke olahraga spesialis di bidang prestasi pada olahraga balap sepeda pada tahun 1985. Kemudian saya pernah menjadi atlit marathon, pernah juga masuk di bina taruna sepakbola. Kemudian saya beralih ke Softball. Yang mendorong saya waktu itu karena di bidang olahraga Softball ini sedikit peminat. Softball ini saya tekuni sejak 1992 sampai 2000. Dari sini saya dilirik menjadi pelatih Softball puteri Jawa Timur.

Kapan terjun ke panahan?

Kebetulan saja. Pada tahun 2004 saya diminta untuk ikut Penataran wasit nasional oleh PB Perpani. Padahal saya belum pernah terjun ke panahan. Alhamdulillah sertifikat pelatih nasional berhasil saya raih.

Setahun setelah itu, saya diminta oleh KONI Riau untuk menjadi atlit panahan jelang pelaksanaan PON XII di Riau. Dari sini saya mulai konsentrasi di panahan. Saya berlatih sendiri dengan peralatan seadanya. Pada tahun 2006 saya mengikuti kejuaraan Surabaya open. Dan saat itu saya berhasil mendapat rangking empat. Terus berlanjut di pra PON Kaltim, saya berhasil mendapat medali perak. Dan di PON Kaltim 2007 saya mendapatkan medali perak.

Usai PON Kaltim inilah barulah dibentuk Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Dan pada pelaksanaan PON XII, panahan berhasil menyumbangkan 1 medali emas untuk kontingen Riau. Disini saya merangkap atlit dan pelatih.

Sejak kapan tunak menjadi pelatih panahan?

Saya prinsipnya seperti air mengalir saja. Ketika orang butuh dan kebetulan kita mampu, maka saya kerjakan. Begitu juga sebaliknya, kalau kita tak mampu saya memilih diam. Alhamdulillah, prediket sebagai pelatih sudah saya kantongi. Bahkan pada tahun 2010 saya berkesempatan untuk mengikuti penataran pelatih di Korea Selatan. Ilmu yang saya peroleh itu yang kini saya turunkan kepada atlit. Inilah bedanya pelatih dari atlit dengan pelatih yang tidak pernah terjun di bidangnya.

Muslim saat berbincang dengan salah seorang wartawan senior Yasir

Bisa dijelaskan?

Begini, bagaimana kita tau kerusakan motor kalau kita sendiri tidak pernah naik motor. Begitu juga dengan olahraga. Kita akan tau kondisi dan psikologi atlit, kalau kita terjun di dunia itu.

Apa kendala yang anda hadapi selama menjadi pelatih?

Kendala terbesar itu adalah diri sendiri. Soal materi itu nomor dua. Karena yang kita bina anak-anak, maka banyak kendala yang kita hadapi. Anak-anak belum pernah menjadi tua, jadi tidak bisa dipaksakan anak menjadi tua. Yang bisa kita lakukan adalah memberikan pengertian bagaimana anak-anak taat dengan aturan dan adab. Yang saya inginkan itu bagaimana anak-anak kita memiliki kegiatan positif, dan memiliki tubuh yang sehat dengan berolahraga. Itu saja keinginan saya, tak ada yang lain.

Dari atlit anda kini duduk di pemerintahan. Apakah ini dari prestasi yang pernah anda sumbangkan untuk daerah?

Olahraga memang telah membawa saya kemana-mana. Banyak prestasi yang saya buat, baik tingkat lokal maupun nasional. Namun saya menjadi PNS bukan karena olahraga. Saya masuk PNS melalui jalur mandiri. Orang mungkin berpikir karena saya olahragawan gampang masuk PNS, tidak demikian. Bagi saya berolahraga hanya sebatas hobi yang mesti dinikmati.

Terakhir, apa Harapan Anda kepada atlit yang akan terjun di PON XX Papua nanti?

Semoga mereka bisa meraih pretasi yang terbaik. Manfaatkan waktu yang tersisa SD dengan giat berlatih. Ingat, kesempatan tak akan datang dua kali.
Namun masalah prestasi di PON bukan hanya tangung jawab atlit dan pelatih saja.

Karena atlit dan pelatih adalah pelaku di lapangan sebagai pelaksana tugas atau eksekusi kegiatan. Namun liding sektor tertinggi terletak di Pengprov sebagai induk organisasi. Jadi Pengprov harus ambil peranan lebih. Karena sebagus apapun hasil sebuah latihan tidak akan ada artinya ketika pengprov kurang kepedulian.

Kami atlit dan pelatih hanya bisa berusaha semampu yang kami bisa. Ketika motivasi dan ambisi berkurang karena ketidaksingkronan, maka harapan itu akan pudar. Tak ada atlit dan pelatih yang tidak ingin berpretasi, cuma terkadang keadaan yang membuat hal itu susah diwujudkan. (***)