Prof. Suwardi MS (Tokoh Sejarahwan Nasional Asal Riau)
HARI Jadi Provinsi Riau dan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, (HUT Kemerdekaan-RI) setiap tahunnya dirayakan.
Dalam merayakan dua hari besar itu, banyak pernak pernik yang dilakukan mulai dari pemerintahan maupun masyarakat dengan cara membuat kegiatan yang sama.
Pada kesempatan ini, Kamis (10/8/2023) kepada media ini, sosok Sejarawan Nasional asal Provinsi Riau, Prof. Suwardi MS, berfikir dengan akal sehat dan cerdas mentelah, sudah sejauh mana pemahaman generasi muda penerus bangsa mengenal sejarah secara utuh dan benar disaat perayaan bersejarah.
“Saya melihat, bukan tidak ada generasi muda penerus bangsa yang mau mempelajari sejarah, namun setakat ini, boleh dikatakan sangat minim untuk mempelajari sejarah itu sendiri. Dalam pandangan dan pemikiran yang telintas diusia 80-an, mencoba menawarkan kolaborasi pengetahuan sejarah melalui tampuk kepemimpinan pemerintahan untuk digalakkan dalam sendi kehidupan anak bangsa Indonesia, terkhusus pemuda dan pemudi anak jati Melayu Riau”, terang Prof. Suwardi MS saat berbincang lepas dengan media ini.
Menurut Prof. Suwardi MS tawaran tersebut salah satunya mengembangkan sejarah baik nasional maupun daerah itu sendiri. Banyak sejarah yang harus digali maupun dikembangkan, ibarat kata, “jangan sampai sejarah tingal nama dan ditelan bumi”.
Penawaran berbagai sistim pengenalan sejarah bagi generasi muda penerus bangsa, bisa bertatap muka atau secara online yang notabenya mendapat dukungan dan fasilitas lengkap dari pemerintah itu sendiri.
“Zaman serba cangih dan mudah saat ini, saya rasa tidaklah payah untuk mempelajari sejarah seutuhnya. Namun harus bibarengi seorang pembimbing yang ahli dibidangnya”, urai sosok sejarawan di era 60-an ini.
Sambung Prof. Suwardi MS, seperti ruang dinas terkait yang ada di Pemerintahan Provinsi, bisa dimanfaatkan untuk wadah pengetahuan tentang sejarah. Semisalnya, Dinas Kebudayaan, Dinas Pendidikan sangat berpotensi untuk pengembangan ilmu sejarah bagi generasi muda penerus bangsa.
Arti dan maksud yang diungkapkan ini, satu ruangan bisa dijadikan tempat pemateri khusus tentang sejarah. “Setidaknya sejarah lokal mulai dari kerajaan belanda dizaman penjajahan hingga perjuangan kemerdekaan yang mana juga ada andil dari penjuang atau pahlawan dari daerah,” sebut pria yang sudah pernah mengajukan nama pahlawan Riau untuk diakui secara nasional.
Kembali Prof. Suwardi MS berujar, bahwa usaha ini, memang diakaui belum terealisasi dengan baik sesuai niat awalnya, akan tetapi, usaha itu perlu dan kelak akan diteruskan oleh generasi muda penerus bangsa.
Sesuai catatan ringkas ini, “Saya berharap apa yang menjadi pemikiran ini, ibarat kata, “Gayung bersambut” dengan tujuan agar sejarah tidak punah dimakan oleh waktu. Untuk keterbukaan publik, bagi pemuda dan pemudi anak jati Riau yang ingin mengetahui tentang sejarah, pintu terbuka lebar untuk dilakukan diskusi sebagai pembuka perhatian Pemerintah atau pihak swasta yang ada kepentingan dalam sejarah. Semoga hadiah Hari jadi Riau Ke-66 dan HUT Kemerdekaan RI ke-78, bisa menjadi aplikasi minat anak bangsa untuk belajar sejarah lebih dalam lagi”, tutup akhir wawancara ini. (***)