Pekanbaru Dalam Sorotan: Dampak OTT KPK Berpengaruh Defisit Dan Stabilitas Ekonomi

oleh -10 views
oleh

Trauma Pejabat Pasca OTT KPK

PADA Desember 2024, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang menjerat Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru, Risnandar Mahiwa, serta beberapa pejabat lainnya . Penangkapan ini menimbulkan trauma di kalangan pejabat Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, dengan beberapa di antaranya mengganti nomor telepon dan menghindari komunikasi terkait pekerjaan .

Defisit Anggaran yang Mengkhawatirkan

Selain krisis kepemimpinan, Pemko Pekanbaru menghadapi defisit anggaran yang signifikan. Pada awal 2025, defisit diperkirakan mencapai antara Rp300 miliar hingga Rp400 miliar . Kondisi ini memaksa pemerintah untuk menunda pembayaran berbagai program dan proyek, termasuk gaji tenaga harian lepas (THL) .

Penyebab Defisit: Dari DBH hingga Kerjasama dengan Pihak Ketiga

Beberapa faktor penyebab defisit anggaran antara lain:

1. Dana Bagi Hasil (DBH) yang Belum Terealisasi: Keterlambatan realisasi DBH dari pemerintah pusat menghambat efisiensi kegiatan pemerintah dan sektor swasta.

2. Polemik Kerjasama dengan Pihak Ketiga: Kerjasama yang kurang menguntungkan dalam pengelolaan sampah, parkir, dan proyek seperti busway menambah beban anggaran pemerintah kota.

Langkah Pemulihan Ekonomi: Program Pro Rakyat

Untuk mengatasi krisis ini, kepemimpinan baru Pemko Pekanbaru di bawah Wali Kota Agung Nugroho fokus pada efisiensi anggaran dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) . Beberapa langkah yang diusulkan meliputi:

Dukungan untuk Kelompok Tani: Menyediakan bantuan berupa pupuk, bibit, dan kebutuhan pertanian lainnya untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian.

Bantuan untuk UMKM: Memberikan pinjaman lunak tanpa agunan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Dengan implementasi program-program pro rakyat ini, diharapkan perekonomian Kota Pekanbaru dapat pulih dan berkembang lebih baik di masa mendatang.*

Penulis : Rahmat Handayani
Ketua Forum Pemimpin Redaksi (FPR) Riau