Menangis Terisak, Orang Tua Siswa Kecewa Sistem PPDB Online 

oleh -
oleh
Isak tangis orang tua siswa tergeser zonasi sistim PPDB online

PEKANBARU, Saturealita.com-Terkait penerimaan siswa baru tahun ajaran 2022 kembali menimbulkan keluh kesah dan Isak tangis dari orangtua yang putra-putrinya tidak bisa masuk sekolah dikarenakan sistim Zonasi, Kamis (7/6/22)

Ironisnya lagi mereka kebanyakan berasal dari keluarga tidak mampu dan juga yang kurang memahami sistim pendaftaran via online yang diterapkan dimasa sekarang. Walaupun putra-putri mereka memiliki segudang prestasi, tidak menjamin untuk kelangsungan kelanjutan sekolah di tingkat SMAN dan SMKN

Berdasarkan pantauan awak media di Dinas Pendidikan Provinsi Riau jalan Cut Nyak Dhien Pekanbaru, dimana banyak orang tua calon murid yang lagi mencoba mencari solusi untuk anak mereka, tetapi kembali dengan wajah kecewa dan ada yang terisak tangis memikirkan nasib kelanjutan sekolah anaknya. Mereka tidak bertemu dengan Kepala Bidang SMA dan SMK dan bahkan ruangan kantor terlihat sepi.

Awak media yang melihat langsung kosongnya ruangan kantor di lantai dua dan tidak adanya Kabid SMA tersebut bertanya kepada seorang pegawai yang mengaku baru tiba di ruangan dan menyampaikan bahwa kosongnya ruangan karena lagi pada Dinas Luar.

Rospikar warga labuh baru timur kec payung sekaki menyampaikan bahwa dia berusaha memasukkan putrinya ke SMA 2 melalui jalur Afirmasi yang merupakan jalur untuk warga miskin dan cacat karena jaraknya domisili hanya1500 meter.

“saya sudah menyampaikan kepada panitia penerimaan siswa dan kepala sekolah untuk keluar dari jalur afirmasi tetapi apakah mereka yang diterima itu memiliki kartu Indonesia Pintar, pihak sekolah tidak bisa menjawab dan mengarahkan ke dinas pendidikan Provinsi. Dan saya sudah menyampaikan ke dinas dari tanggal 27 juni hingga sekarang 7 juli, belum mendapat jawaban apapun. Saya sudah melaporkan dibagian pengaduan sampai sekarangpun tidak ada solusi. Dan kepala bidang dan juga yang lain di disdik tidak ada orangnya. Kenapa surat keterangan Lurah saja yang berlaku, Kartu Indonesia Pintar yang dari Presiden dan dikeluarkan oleh Lurah tidak berlaku, jika hanya SKTM dari Lurah, saya bisa minta 10 surat seperti itu dari Lurah, sembari terisak,” ujarnya

Lanjutnya surat keterangan yang diteken RT, RW dan Lurah itu diberi kepada masyarakat yang domisilinya dekat, jauh, kaya dan juga miskin. Dan itu pula yang lebih menjadi prioritas dari pada yang memiliki Kartu Indonesia Pintar. Sebuah pertanyaan, mana yang lebih dipentingkan Pemerintah, Kartu Indonesia Pintar, kartu keluarga Harapan dan kartu Indonesia sehat yang dari Presiden atau SKTM dari Lurah ?. Apa guna memegang kartu ini semua jika yang lain yang diutamakan, sebagai warga Pekanbaru. Jadi Gubernur, Kadisdik dan Sekolah, patuh pada sistim zonasi ini, tetapi melalui jalur Afirmasi ini, selaku pemegang kartu ini apa tidak diperhatikan. Hal ini, sudah melapor ke DPRD Kota Pekanbaru dan Provinsi, Namun, sampai hari ini belum menemui titik terang.

Lain halnya dengan Ibu Rahmawati warga jalan Nangka depan terminal lama, putranya hendak mendaftar kembali ke SMK 2 jalan Patimura, yang mana putranya tidak sekolah tahun lalu dikarenakan tidak masuk dalam penerimaan Siswa baru.

Sementara, untuk masuk sekolah swasta tidak memilik biaya. Maka di tahun ini, Rahmawati kembali mencoba untuk mendaftarkan putranya di SMK 2 tersebut dan kembali ditolak.

“Saya sudah dua kali mencoba meminta bantuan ke Disdik bagian pendataan tetapi ditolak pak. Sementara teman anaknya yang bernama Rahman diterima masuk sementara domisili rumahnya lebih jauh dari pada domisili kita. Kita berharap Diknas lebih peduli dan memikirkan nasib k warga yang tidak mampu,” sebutnya.

Terkait hal tersebut, hingga berita ini di naikkan, awak media belum dapat bertemu atau menghubungi Kabid SMA Diknas Provinsi Riau, dikarenakan telepon selulernya tidak aktif dan juga tidak ada di kantor. Berdasarkan informasi, sedang berada dinas luar dan situasi diruangan Kabid SMA juga terlihat sepi. (***/Ari)