Aksi Solidaritas Atas Pembunuhan Sadis Aktivis lingkungan, Polda Diminta Usut Tuntas

oleh -383 views
oleh
Foto ist saat aksi berlangsung di Samping Polda Riau

PEKANBARU,Saturealita.com-Kelompok Masyarakat sipil dari berbagai kalangan di Riau hari ini, Rabu, (2/8/2023) menuntut Kapolda Riau dan jajarannya untuk memberikan perhatian serius terhadap kasus pembunuhan sadis yang dialami aktivis lingkungan hidup dan petani sawit, Arsyad Rachim.

Berdasarkan analisa penasehat hukum korban, banyak kejanggalan yang dijumpai dari keterangan pers Kapolres Kuantan Singingi AKBP Pangucap Priyon Soegito, yang menyatakan pembunuhan pada 4 Juli 2023 bulan lalu berlokasi Desa Kompe Berangin, Cerenti, Kuantan Singingi, itu disebabkan masalah sepele dan tidak direncanakan sama sekali.

Kapolres menyampaikan bahwa pelaku pembunuhan yang berhasil ditangkap adalah PT alias Yandi alias Ebe, merupakan pelaku tunggal.

Menurut Kapolres Kuantan Singingi, penyebab terjadinya pembunuhan ini sangat sederhana sekali, yaitu diawali adanya kesalah pahaman antara korban dan pelaku, dimana saat itu pelaku sedang mengendarai sepeda motor bermuatan sawit dalam keranjang mengeber-ngeber gas sepeda motor di hadapan korban.

Arsyad (41) ditemukan meninggal dalam kondisi bersimbah darah sekira pukul 17.35 WIB pada tanggal 4 Juli 2023 di Jalan Pertanian Pematang Sialang, Dusun 3 Desa Kompe Berangin, Cerenti, Kuansing.

Untuk penyidikan, kepolisian melakukan otopsi jenazah korban di Rumah Sakit (RS) Bayangkara-Pekanbaru.

Melalui konperensi pers yang digelar oleh Polres Kuansing pada 7 Juli, 2023, kepolisian menyampaikan pengakuan, tersangka melakukan 9 kali pembacokan dengan parang pada tubuh korban.

Sementara Kuasa Hukum korban, Alhamran Ariawan, S.H, M.H. dan Ali Husin Nasution, S.H. mengatakan kasus ini bukanlah kasus pembunuhan biasa.

“Pembunuhan ini bukanlah pembunuhan biasa, tapi pembunuhan yang sangat sadis, keji dan terencana, oleh karenanya perlu dilakukan metode pendekatan scientific crime investigation yaitu metode yang memadukan teknik prosedur dan juga teori ilmiah guna melawan kejahatan dan memenuhi kebutuhan hukum,” kata Alhamran.

Selain itu, menururt Asmar, kordinator solidaritas untuk Arsyad mengatakan pihak kepolisian harus merespon kasus ini, agar tidak terjadi kekeliruan dalam prosesnya.

“Kami yakin Pak Kapolda Riau Irjen Pol M. Iqbal akan menjaga reputasinya sebagai pemimpin kepolisian yang adil dan berpihak kepada anggota masyarakat yang dizalimi dan menjunjung kebenaran dari setiap kasus kriminal yang mereka tangani. Sekali lagi, Kami yakin itu!!,”ujar Asmar.

“Keluarga Arsyad yang ditinggal tak hanya larut dalam kesedihan yang mendalam karena kabar duka yang menggelegar pada tanggal 4 Juli 2023 lalu, namun mereka kini merasa terzalimi dengan proses penyidikan yang mengarahkan pada privilese (perlindungan khusus) pada pelaku,” ujar koordinator aksi, Asmar.

“Mereka seolah sudah jatuh berkubang lumpur dan ditimpa kayu bloti pula,” katanya lagi kepada media ini.

Aksi Solidaritas ini berasal dari berbagai elemen kelompok masyarakat Kelurahan Pangkalan Kasai, Mahasiswa Inhu fakultas hukum dan jaringan lembaga sipil di Pekanbaru.

“Kami akan terus memperjuangkan keadilan ini dan meminta Kapolda Riau serta jajarannya maupun Kapolsek Kuantan Singingi untuk meresponnya dengan tidak melindungi pelaku namun mengadili perkasa pembunuhan dengan jernih, adil dan memberikan kesempatan kepada beberapa saksi yang mengetahui kronologis maupun sebab maupun 9akibat dari peristiwa tragis itu. Jika tidak ada kemajuan, kami akan membawa lebih banyak peserta aksi dan mengangkat kasus ini ke tingkat nasional,” tutup Asmar. (***)